Daftar Blog Saya

Minggu, 30 Maret 2014

proposal skripsi alat peraga


                           PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN
PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(PTK Pada Siswa Kelas IV MI Raudhatul Irfan Cipetir-Subang)


DISUSUN OLEH :
GREATS MAZTER
NIM : 0832321162

DUAL MODE SYSTEM
JURUSAN : PGMI/B
SURAKARTA
2013
PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
(PTK Pada siswa kelas IV MI RAUDHATUL IRFAN Cipetir – Subang)


A.     Latar Belakang Masalah

            IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam kamus fowler, natural science didefinisikan sebagai: systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi). Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai piece of theoretical knowladge atau sejenis pengetahuan teoritis. Dan untuk pembelajaran IPA di tingkat SD/MI hanya meliputi dasar-dasar yang mencakup tentang kehidupan mahluk hidup seperti : manusia,tumbuhan dan binatang.

Makna sikap pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alamsekitar. Ada Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD/MI,yaitu : sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berfikir bebas, sikap kedisiplinan diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan,(Sri Sulistyorini, 2007:9-10)

Adapun yang menjadi karakteristik IPA adalah sebagai berikut :
1.       Bersifat objektif
2.      Sistematis
3.      Dilakukan secara konsisten
4.      Logis/masuk akal

            Semua guru atau siswa pasti selalu mengharapkan agar setiap proses belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan , siswapun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Akan tetapi harapan-harapan itu tidak selalu dapat terwujud.Masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu rendah , bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun jawabannya asal-asalan. Semua itu menunjukan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan secara terus menerus dalam pembelajarannya, agar masalah-masalah kesulitan belajar siswa dapat diatasi ,sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

Masalah-masalah yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran tidak muncul begitu saja ,tetapi ada factor-faktor penyebabnya . Apabila guru mampu mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah yang dialami oleh siswa, maka guru tersebut akan dapat melakukan penanganan-penanganan yang tepat dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Setelah kami mengevaluasi dan mengamati hasil belajar siswa, serta mengingat kembali proses pembelajaran, maupun melihat catatan harian evaluasi pada akhir pelajaran IPA, kondisi siswa di MI RAUDHATUL IRFAN dari segi kemampuan kognitifnya masih sangat kurang, terutama pada mata pelajaran IPA itu dikarenakan banyak nya masalah – masalah yang dihadapi oleh siswa maupun gurunya. Selain itu sarana prasarana yang masih kurang memadai dalam proses kegiatan belajar seperti alat peraga pada pembelajaran IPA sangat kurang.
Keadaan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran banyak ditemukan berbagai permasalahan diantaranya yaitu:
1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
3. Masih banyak siswa yang menjawab soal secara asal-asalan
4. Tidak tersedianya alat peraga yang menunjang materi pembelajaran,
5. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok.

Dari semua permasalahan  yang terjadi penggunaan alat peraga sangatlah penting karena dapat membantu proses kegiatan belajar mengajar.Selain itu dapat memotifasi siswa untuk lebih semangat lagi dalam belajar sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan ketika berlangsungnya kegiatan belajar.  Guru sangat berperan penting dalam meningkatkan motivasi siswa dan bagaimanacara guru berupaya menggunakan alat peraga baik alat peraga modern maupun alat peraga alamiah yang sederhana sekalipun.

Penggunaan alat peraga alamiah menjadi alternatif lain dalam upaya peningkatan hasil belajar yang mudah dan murah yang bisa membantu proses kegiatan pembelajaran pada materi bagian-bagian tumbuhan untuk mata pelajaran IPA kelas IV.dan dari permasalahan yang terjadi peneliti mengambil tema penelitian tindakan kelas ini yaitu: “PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN  ILMU PENGETAHUAN ALAM”.





B.     Rumusan Masalah    
     
                  Berdasarkan latar belakang yang telah kami amati baik dari kondisi siswa maupun dari segi kemampuan siswa pada mata pelajaran IPA serta penemuan yang terjadi pada saat penelitian , ternyata masih banyak masalah yang terjadi dan menjadi fokus perbaikan sehingga diperoleh hasil rumusan masalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana gambaran atau proses pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan sebelum menggunakan Alat Peraga Alamiah?
2.      Bagaimana Pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan dengan menggunakan Alat Peraga Alamiah pada setiap siklus ?
3.   Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan Alat Peraga Alamiah pada setiap siklus


C. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk :

1.   Untuk mengetahui keadaan dan hasil belajar siswa sebelum menggunakan alat peraga alamiah pada materi bagian-bagian tumbuhan.
2.   Untuk mnegetahui langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan dengan menggunakan alat peraga alamiah.
3.   Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga alamiah pada materi bagaian-bagian tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.       Bagi guru yaitu :
Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta memunculkan penemuan-penemuan baru yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan selalu bersemangat untuk memperbaiki pembelajaran secara terus menerus .dan member inspirasi belajar bagi peserta didik.serta penggunaaan alat peraga alamiah ini merupakan alat bantu yang mudah dan murah yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar kita.Dengan alat peraga alamiah ini guru bisa memberikan tugas kepada siswa dan mempersiapkan serta mencari alat peraga alamiah ini, sehingga siswa akan selalu terkait dengan apa yang dipelajari di sekolah dengan lingkungan yang mereka lihat sehari-hari.
b.   Bagi Siswa yaitu :
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran dapat tercapaisesuai dengan yang diharapkan.Selain itu sebagai pemacu dalam motivasi dalam kegiatan belajar.
c.    Bagi Sekolah yaitu :
 Bermanfaat untuk membantu sekolah dalam mengembangkan dan menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas yang akan menjadi percontohan dan model  bagi sekolah-sekolah , di samping akan terlahir guru-guru yang professional berpengalaman dan menjadi kepercayaan orang tua , masyarakat dan pemerintah.





E. KERANGKA BERPIKIR

Alat peraga dalam dunia pendidikan adalah hal yang mutlak harus digunakan oleh para guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keengganan penggunaan alat peraga sekarang ini banyak dirasakan oleh para guru dengan alasan ribet dan merepotkan. Para guru umumnya menggunakan metode ceramah yang dianggapnya lebih simpel dan sederhana serta persiapan kelas pun secara mendadak. Inilah salah satu alasan mengapa pembelajaran di sekolahkurangberhasil.

Rancangan kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu bentuk rekayasa kurikulum untuk mencapai tujuan belajar siswa. Bentuk rekayasa kurikulum ini sering disebut model pembelajaran yang di dalamnya berisi penetapan metode mengajar guru dalam upaya menghasilkan proses belajar siswa sesuai tujuan yang direncanakan oleh guru.

Proses pembelajaran yang dapat menghasilkan proses belajar siswa sesuai dengan tujuan belajar yang ditetapkan disebut pembelajaran efektif (effective teaching). Menurut Houston dan kawan-kawan (1988:94) ada lima unsur pembelajaran efektif:
1.      Visi guru tentang kemampuan belajar siswa,
2.      Keterampilan mengelola kelas,
3.      Waktu belajar yang tersedia,
4.      Pilihan kegiatan guru, dan
5.      Variasi metode yang digunakan.

Dalam kegiatan pembelajaran, keahlian guru memberikan petunjuk atau cara mengajar serta penyajian materi yang akan dipelajari merupakan salah satu hal yang penting.
Seorang guru hendaknya dapat menarik perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Demikian materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat maksimal, tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran, sebaiknya guru menggunakan metode dan alat peraga yang tepat.
Demikian pula pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan, dibutuhkan metode dan alat peraga yang tepat, yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dalam mempelajari materi bagian-bagian  tumbuhan.




F.HIPOTESIS TINDAKAN

              Dari semua permasalahan yang terjadi dipeoleh hasil hipotesis tindakan sebagai berikut:
1.    Penggunaan alat peraga alamiah yaitu merupakan alat peraga alternatif apabila tidak tersedianya alat peraga modern di sekolah.
2.    Penggunaan alat perga alamiah ini akan dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar.
3.     Penggunaan alat peraga alamiah  akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
4.     Penggunaan alat peraga alamiah akan dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi bagian-bagian tumbuhan








skripsi


PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN
PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(PTK Pada Siswa Kelas IV MI Raudhatul Irfan Cipetir-Subang)


DISUSUN OLEH :
GREATS MAZTER
NIM : 0832321162

DUAL MODE SYSTEM
JURUSAN : PGMI/B
SURAKARTA
2013
PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
(PTK Pada siswa kelas IV MI RAUDHATUL IRFAN Cipetir – Subang)


A.     Latar Belakang Masalah

            IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam kamus fowler, natural science didefinisikan sebagai: systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi). Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai piece of theoretical knowladge atau sejenis pengetahuan teoritis. Dan untuk pembelajaran IPA di tingkat SD/MI hanya meliputi dasar-dasar yang mencakup tentang kehidupan mahluk hidup seperti : manusia,tumbuhan dan binatang.

Makna sikap pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alamsekitar. Ada Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD/MI,yaitu : sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berfikir bebas, sikap kedisiplinan diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan,(Sri Sulistyorini, 2007:9-10)

Adapun yang menjadi karakteristik IPA adalah sebagai berikut :
1.       Bersifat objektif
2.      Sistematis
3.      Dilakukan secara konsisten
4.      Logis/masuk akal

            Semua guru atau siswa pasti selalu mengharapkan agar setiap proses belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan , siswapun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Akan tetapi harapan-harapan itu tidak selalu dapat terwujud.Masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu rendah , bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun jawabannya asal-asalan. Semua itu menunjukan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan secara terus menerus dalam pembelajarannya, agar masalah-masalah kesulitan belajar siswa dapat diatasi ,sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

Masalah-masalah yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran tidak muncul begitu saja ,tetapi ada factor-faktor penyebabnya . Apabila guru mampu mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah yang dialami oleh siswa, maka guru tersebut akan dapat melakukan penanganan-penanganan yang tepat dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Setelah kami mengevaluasi dan mengamati hasil belajar siswa, serta mengingat kembali proses pembelajaran, maupun melihat catatan harian evaluasi pada akhir pelajaran IPA, kondisi siswa di MI RAUDHATUL IRFAN dari segi kemampuan kognitifnya masih sangat kurang, terutama pada mata pelajaran IPA itu dikarenakan banyak nya masalah – masalah yang dihadapi oleh siswa maupun gurunya. Selain itu sarana prasarana yang masih kurang memadai dalam proses kegiatan belajar seperti alat peraga pada pembelajaran IPA sangat kurang.
Keadaan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran banyak ditemukan berbagai permasalahan diantaranya yaitu:
1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
3. Masih banyak siswa yang menjawab soal secara asal-asalan
4. Tidak tersedianya alat peraga yang menunjang materi pembelajaran,
5. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok.

Dari semua permasalahan  yang terjadi penggunaan alat peraga sangatlah penting karena dapat membantu proses kegiatan belajar mengajar.Selain itu dapat memotifasi siswa untuk lebih semangat lagi dalam belajar sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan ketika berlangsungnya kegiatan belajar.  Guru sangat berperan penting dalam meningkatkan motivasi siswa dan bagaimanacara guru berupaya menggunakan alat peraga baik alat peraga modern maupun alat peraga alamiah yang sederhana sekalipun.

Penggunaan alat peraga alamiah menjadi alternatif lain dalam upaya peningkatan hasil belajar yang mudah dan murah yang bisa membantu proses kegiatan pembelajaran pada materi bagian-bagian tumbuhan untuk mata pelajaran IPA kelas IV.dan dari permasalahan yang terjadi peneliti mengambil tema penelitian tindakan kelas ini yaitu: “PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN  ILMU PENGETAHUAN ALAM”.





B.     Rumusan Masalah    
     
                  Berdasarkan latar belakang yang telah kami amati baik dari kondisi siswa maupun dari segi kemampuan siswa pada mata pelajaran IPA serta penemuan yang terjadi pada saat penelitian , ternyata masih banyak masalah yang terjadi dan menjadi fokus perbaikan sehingga diperoleh hasil rumusan masalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana gambaran atau proses pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan sebelum menggunakan Alat Peraga Alamiah?
2.      Bagaimana Pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan dengan menggunakan Alat Peraga Alamiah pada setiap siklus ?
3.   Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan Alat Peraga Alamiah pada setiap siklus


C. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk :

1.   Untuk mengetahui keadaan dan hasil belajar siswa sebelum menggunakan alat peraga alamiah pada materi bagian-bagian tumbuhan.
2.   Untuk mnegetahui langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan dengan menggunakan alat peraga alamiah.
3.   Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga alamiah pada materi bagaian-bagian tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.       Bagi guru yaitu :
Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta memunculkan penemuan-penemuan baru yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan selalu bersemangat untuk memperbaiki pembelajaran secara terus menerus .dan member inspirasi belajar bagi peserta didik.serta penggunaaan alat peraga alamiah ini merupakan alat bantu yang mudah dan murah yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar kita.Dengan alat peraga alamiah ini guru bisa memberikan tugas kepada siswa dan mempersiapkan serta mencari alat peraga alamiah ini, sehingga siswa akan selalu terkait dengan apa yang dipelajari di sekolah dengan lingkungan yang mereka lihat sehari-hari.
b.   Bagi Siswa yaitu :
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran dapat tercapaisesuai dengan yang diharapkan.Selain itu sebagai pemacu dalam motivasi dalam kegiatan belajar.
c.    Bagi Sekolah yaitu :
 Bermanfaat untuk membantu sekolah dalam mengembangkan dan menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas yang akan menjadi percontohan dan model  bagi sekolah-sekolah , di samping akan terlahir guru-guru yang professional berpengalaman dan menjadi kepercayaan orang tua , masyarakat dan pemerintah.





E. KERANGKA BERPIKIR

Alat peraga dalam dunia pendidikan adalah hal yang mutlak harus digunakan oleh para guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keengganan penggunaan alat peraga sekarang ini banyak dirasakan oleh para guru dengan alasan ribet dan merepotkan. Para guru umumnya menggunakan metode ceramah yang dianggapnya lebih simpel dan sederhana serta persiapan kelas pun secara mendadak. Inilah salah satu alasan mengapa pembelajaran di sekolahkurangberhasil.

Rancangan kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu bentuk rekayasa kurikulum untuk mencapai tujuan belajar siswa. Bentuk rekayasa kurikulum ini sering disebut model pembelajaran yang di dalamnya berisi penetapan metode mengajar guru dalam upaya menghasilkan proses belajar siswa sesuai tujuan yang direncanakan oleh guru.

Proses pembelajaran yang dapat menghasilkan proses belajar siswa sesuai dengan tujuan belajar yang ditetapkan disebut pembelajaran efektif (effective teaching). Menurut Houston dan kawan-kawan (1988:94) ada lima unsur pembelajaran efektif:
1.      Visi guru tentang kemampuan belajar siswa,
2.      Keterampilan mengelola kelas,
3.      Waktu belajar yang tersedia,
4.      Pilihan kegiatan guru, dan
5.      Variasi metode yang digunakan.

Dalam kegiatan pembelajaran, keahlian guru memberikan petunjuk atau cara mengajar serta penyajian materi yang akan dipelajari merupakan salah satu hal yang penting.
Seorang guru hendaknya dapat menarik perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Demikian materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat maksimal, tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran, sebaiknya guru menggunakan metode dan alat peraga yang tepat.
Demikian pula pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan, dibutuhkan metode dan alat peraga yang tepat, yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dalam mempelajari materi bagian-bagian  tumbuhan.




F.HIPOTESIS TINDAKAN

              Dari semua permasalahan yang terjadi dipeoleh hasil hipotesis tindakan sebagai berikut:
1.    Penggunaan alat peraga alamiah yaitu merupakan alat peraga alternatif apabila tidak tersedianya alat peraga modern di sekolah.
2.    Penggunaan alat perga alamiah ini akan dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar.
3.     Penggunaan alat peraga alamiah  akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
4.     Penggunaan alat peraga alamiah akan dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi bagian-bagian tumbuhan






BAB II
TINJAUAN TEORITIK  PENGGUNAAN ALAT PERAGA ALAMIAH  UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)





A.    Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

1.Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggrisyaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkanscience artinya ilmu pengetahuan.Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atauscience dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.Ilmu yang mempelajariperistiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis,1993: 4), Science is a collection of well attested theories which explainthe patterns and regularities among carefully studied phenomena. Biladiterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut: IPA adalahkumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentangpola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama.
Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu Pertama, bahwaIPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori.Kedua, bahwateori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam.Lebih lanjut  (Jacobson & Bergman1980: 4), mendefinisikan IPAsebagai berikut: “ Science is the investigation and interpretation of eventsin the natural, physical environment and within our bodies”. “IPAmerupakan penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam, lingkunganfisik, dan tubuh kita”.Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alammempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-bendaalam dan mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusunsecara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatanyang dilakukan oleh manusia.Hal ini sebagaimana diungkapkan olehPowler (Usman Samatowa, 2006: 2), IPA merupakan ilmu yangberhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematisyang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan darihasil observasi dan eksperimen.



1.1Karakteristik Utama IPA

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri.Karakteristik sangat dipengaruhi oleh sifat keilmuan yang terkandungpada masing-masing mata pelajaran.perbedaan karakteristik padaberbagai mata pelajaran akan menimbulkan perbedaan cara mengajar dancara siswa belajar antar mata pelajaran satu dengan yang lainnya. IPAmemiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan matapelajaran lain.Harlen (Patta Bundu, 006: 10) menyatakan bahwa ada tigakarakteristik utama Sains yakni: Pertama, memandang bahwa setiaporang mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan)prinsip dan eori ilmiah meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskansecara hipotesis. Teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengankenyataan yang ada.Kedua, memberi pengertian adanya hubungan antarafakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksisebelum sampai pada kesimpulan.Teori yang disusun harus didukungoleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya.Ketiga, member makna bahwa teori Sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akanberubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini member penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telahlalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentangperubahan itu sendiri.

1.2 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar/MI

Menurut (Syaiful Sagala 2010: 61), pembelajaran ialahmembelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teoribelajar, merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan olehpihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta  didik atau murid.Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 12) menyatakanbahwa mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang tidak dapatdipisahkan dalam pembelajaran. Pembelajaran akan berhasil apabilaterjadi proses mengajar dan proses belajar yang harmoni. Proses belajarmengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu arah, melainkan dariberbagai arah (multiarah) sehingga memungkinkan siswa untuk belajardari berbagai sumber belajar yang ada.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannyadalam masyarakat dengan struktur kognitifilmuwan. Anak perlu dilatih dan diberi kesempatan untuk mendapatkansegala  keterampilan-keterampilan dan dapat berpikir serta bertindak secarailmiah.
 Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam (Usman Samatowa2006: 12) didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut:mengamati apa yang terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakanpengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, mengujibahwa ramalan-ramalan itu benar.Menurut (Sri Sulistyorini 2007: 8), pembelajaran IPA harusmelibatkan keaktifan anak secara penuh (active learning) dengan caraguru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan prosesmeliputi: mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikansendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yangdibutuhkan. Menurut De Vito, et al. (Usman Samatowa, 2006: 146),pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupansehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukanpertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahutentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangunketerampilan (skill) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswabahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari.
Menurut (Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis 1993: 7),pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segiproses, produk, dan pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di SekolahDasar sebisa mungkin didasarkan pada pendekatan empirik denganasumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskanyang tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi melaluiproses tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan analisis rasional
Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha berlakuseobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasidata. Proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuanbaru yang menjadi produk IPA. Jadi dalam pembelajaran IPA siswa tidakhanya diberi pengetahuan saja atau berbagai fakta yang dihafal, tetapisiswa dituntut untuk aktif menggunakan pikiran dalam mempelajarigejala-gejala alam.
Menurut (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis 1993: 6),tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai berikut:
1) Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatanmanusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya;
2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA,berupa “keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana;
3) Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya danmemecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaranpenciptanya;
4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkanpendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah agarpeserta didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang MahaEsa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alamciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsepIPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupansehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadarantentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antaraIPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alamsekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalammemelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPAsebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/Mts

Dengan demikian pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapatmelatih dan memberikan kesempatan kepada siswa untukmengembangkan keterampilan-keterampilan proses dan dapat melatihsiswa untuk dapat berpikir serta bertindak secara rasional dan kritisterhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada di lingkungannya.Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada siswa sebisa mungkindisesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan karakteristik siswaSekolah Dasar, sehingga siswa dapat menerapkannya dalamkehidupannya sehari-hari.

2.      Pengertian Alat Peraga.

Pengertian Alat Peraga Menurut para Ahli - Alat peraga dalam dunia pendidikan adalah hal yang mutlak harus digunakan oleh para guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keengganan penggunaan alat peraga sekarang ini banyak dirasakan oleh para guru dengan alasan ribet dan merepotkan. Para guru umumnya menggunakan metode ceramah yang dianggapnya lebih simpel dan sederhana serta mudah dilakukan, tanpa persiapanpun dapat langsung mengajar di kelas menyampaikan materi pembelajaran.

Inilah salah satu alasan mengapa pembelajaran di sekolah kurang berhasil. Berikut ini kami sampaikan Pengertian Alat Peraga Menurut para Ahli Pendidikan dan daftar pustakanya, mudah-mudahan berguna bagi para guru.

Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai hakekat alat peraga. Seperti yang dikutip oleh (Nasution. 1998), Gagne menerapkan alat peraga sebagai sumber. Dia mendefinisikan alat peraga sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang merangsang siswa untuk belajar.Schramm, seperti yang dikutip oleh (Nasution. 1998), melihat alat peraga dalam pendidikan sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan.

Sementara itu Briggs, seperti yang dikutip oleh  (Nasution.1998), berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran.(Nasution, Noehi, dkk. 1998). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Alat peraga berbeda dengan alat pelajaran. (Soeparno 1987: 2), menyebutkan bahwa alat pelajaran adalah alat yang dipakai untuk menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan kata lain alat pelajaran adalah perangkat kerasnya. Jadi, alat pelajaran adalah perangkat keras yang belum diisi program atau memang tidak diisi program. Contohnya: papan tulis yang bersih, penghapus, kapur, meja siswa, tempat duduk siswa, tempat duduk guru, penerangan.

                  2.1 Jenis-jenisAlatPeraga

Beberapa ahli pendidikan, khususnya ahli tentang media pendidikan telah menggolongkan alat peraga sesuai dengan fungsi, bentuk dan sumber alat peraga tersebut. Secara  umumalatperagasebagaimediapendidikanterdiridari:
      1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan seperti : buku, koran, majalah dan sebagainya.
2)Alat-alat audio dan visual, seperti radio kaset, TV, Video, dan lain-lain.
3) Sumber-sumber masyarakat, seperti monument, candi dan peninggalan sejarah lainnya.
4) Koleksi benda-benda seperti : koleksi mata uang kuno, koleksi awetan tumbuhan dan hewandansebagainya.
5) Perilaku guru ketika mengajar yang dicontohkan kepada siswa.
Selanjutnya kalau kita lihat dari jenis indera yang digunakan, alat peraga dapat digolongkan menjaditigajenisyaitu:
      1. Media audio yaitu : alat peraga yang dapat didengar, seperti kaset, suaraburung,suarapetir,suara beldanlain-lain.
      2. Media Visual yaitu : alat peraga yang dapat dilihat, seperti hewan, tumbuhan, gambar, grafik,model,slidedanlain-lain.
      3. Media audio visual yaitu alat peraga yang dapat didengar dan dilihat, seperti : video, film danlain-lain.

                  Selain itu kita dapat mengelompokkan alat peraga berdasarkan bentuk penyajian, yaitu:
1)      Alat peraga yang tidak dapat diproyeksikan (non-protected) seperti : alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi, seperti : model, gambar, grafik, foto, peta timbul awetan tumbuhan danhewandanlain-lain.
2)       Alat peraga yang dapat diproyeksikan (proteted) seperti : film, slide, filmstripdansebagainya.

             Sedangkan jika kita lihat dari sumber alat peraga tersebut,alat  peragadapatdigolongkanmenjadi:
1) Alat peraga alamiah (natural) yaitu alat peraga yang sesuai dengan benda aslinya di alamseperti:hewan,tumbuhan,danau,hutandanlain-lain.
2) Alat peraga buatan (artificial) yaitu alat peraga hasil modifikasi atau meniru benda aslinya seperti : model alat pernafasan,

2.2  Manfaat Alat Peraga
Berikutinibeberapatujuandanmanfaatalatperagadisebutkansebagaiberikut:
1.      Alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dengan menggunakan alat peraga siswa menjadi semangat dalam belajar.
2.      Alat peraga dapat membantu guru dalam menerangkan suatu materi pembelajaran.
3.      Alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami materi pemebelajaran yang sedang diajarkan.
4.      Alat peraga dapat membantu siswa untuk lebih konsentrasi lagi dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Secara  ringkas proses pembelajaran memerlukana media yang penggunaanya di integrasikan dengan tujuan dan isi atau materi pembelajaran yang di maksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Fungi media pendidikan atau alat peraga pada suatu pembelajaran dimaksudkan agar komunikasi antara guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan siswa lenih memahami dan mengerti tentang konsep abstrak ipa yang disampaikan kepada siswa jika suatu pembelajaran ditunjang dengan alat peraga sekalipun alat peraga tersebut alamiah maupun sederhana.
B.     Hasil Belajar

Setiap macam kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan yangkhas, yaitu hasil belajar. Hasil belajar merupakan tingkah laku yang dimilikisiswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditumpahkan di sekolah, keluargamaupun masyarakat.Robert. M. Gagne dalam bukunya yang terkenal The Conditions OfLearning mengelompokan tentang hasil belajar menjadi lima kategori hasilbelajar, yaitu:
1. Keterampilan motorik
2. Sikap
3. Kemahiran intelektual
4. Informasi verbal
5. Pengeturan kegiatan intelektual

Kelima kategori tersebut di atas merupakan suatu proses belajar tersendiri,artinya setiap kategori berdiri sendiri dan berbeda sifatnya. Meskipun kerapterdapat hasil belajar dari sutu kelompok yang lain, misalnya dari kelompokbelajar motorik terdapat hasil belajar dari kelompok belajar intelektual.Di dalam proses belajar siswa harus mampu bergaul dengan lingkungansekitarnya, mengatur aktivitas inteltual, mampu mengungkapkan dan
mempelajari pengetahuan melalui bahasa, membuat gerakan dan secara sadardapat diterima atau menolak satu hal berdasarkan penilaiannya terhadap haltersebut.Mengingat tujuan akhir yang dicapai dalam belajar adalah merubahtingkah laku seseorang pada langkah yang lebih maju sesuai dengankemampuannya, maka diperlukan suatu strategi belajar yang mempunyai
kerangka berfikir objektif/ tujuan khusus untuk mendapatkan hasil belajar yangterprogram.
Hasil belajar menurut Benyamin S. Bloom yang disebut taksonomipendidikan, dibagi enjadi tiga klasifikasi atau domain, yaitu:
1. domain kognitif
2. domain afektif
3. domain psikomotor
Domain kognitif meliputi aspek berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah.Domain afektif mencakup tujuan yang berkaitan dengan sikap, minat, danapresiasi.Sedangkan  domain psikomotor meliputi aspek keterampilan motorik.Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, makaketiga domain tersebut di atas harus berjalan bersama-sama. Siswa hendanyadiusahakan setinggi mungkin dalam menyerap informasi-informasi baru dalammelibatkan langsung ke dalam struktur kognitif, sehingga dapat tercapai tingkat
berfikir dan pembentukan sikapnya. Model Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah
dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa. Masih banyak tenaga
pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan
didominasi oleh sang guru.
Proses pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator agar suasana
kelas lebih hidup. Untuk itulah diperlukan model pembelajaran yang dapat
membangkitkan semangat siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Guru juga bertugas mentransfer kebudayaan dalam arti luas, keterampilan
menjalani kehidupan (life skills), dan nilai-nilai serta beliefs. Selain itu, guru
secara mendalam harus terlibat dalam kegiatan-kegiatan menjelaskan,
mendefinisikan, membuktikan, dan mengklasifikasi. Tugasnya sebagai pendidik
bukan hanya mentransfer pengetahuan, keterampilan dan sikap, tetapi
mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu guru
13
harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa siap menghadapi the real
lifedan bahkan mampu memberikan teladan yang baik.
Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran di mana hasil belajar
atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Sistem penyampaian
dan indikator penyampaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak
perencanaan dimulai. Rancangan merupakan bagian dari persiapan mengajar,
yang biasanya dibuat dalam bentuk model pembelajaran.
Sebelum membahas lebih jauh tentang model pembelajaran, penulis
merasa perlu membedakan antara pengertian strategi pembelajaran, pendekatan
pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kesalahan penafsiran
di dalam membahas model pembelajaran hakiki.
Pada pemahaman pembelajaran, strategi pembelajaran diposisikan yang
paling luas artinya. Strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan
pembelajaran yang bertujuan mengubah suatu keadaan pembelajaran sebelumnya
menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan. Untuk mengubah keadaan
pembelajaran tersebut dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah suatu konsep atau prosedur yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang
ditandai dengan tercapainya kompetensi tertentu oleh siswa sebagai hasil belajar.
Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan diperlukan model pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang digunakan sebagai
14
pedoman untuk mencapai kompetensi tertentu. Pada tiap prosedur pembelajaran
dapat dipilih berbagai macam metode pembelajaran yang relevan. Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Pada setiap metode pembelajaran dapat dipilih berbagai macam
teknik pembelajaran yang relevan. Teknik pembelajaran adalah cara yang
sistematis dalam melakukan suatu kegiatan sebagai bagian dari proses
pembelajaran (Wardhani, 2004:11).
Setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran harus diawali dengan suatu
rancangan pembelajaran yang biasanya dibuat dalam bentuk model pembelajaran.
Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk
meningkatkan kemampuan siswa selama belajar (Joyce dan Weil, 1992:2).
Sementara itu Kutz (1991) berdasar pengalamannya menyatakan bahwa: ”Tanpa
model pembelajaran yang nyata, guru seringkali mengembangkan pola
pembelajaran yang hanya didasarkan pada pengalaman masa lalu dan intuisinya
(pen.: bisikan hati).
Slavin (1997) menyatakan bahwa belajar menurut konstruktivisme adalah
siswa sendiri yang harus aktif dan mentransfer atau membangun pengetahuan
yang akan menjadi miliknya. Dalam proses itu siswa mengecek dan
menyesuaikan pengetahuan baru yang dipelajari dengan kerangka berpikir yang
telah mereka miliki. Konstruktivisme beranggapan bahwa mengajar bukan
merupakan kegiatan memindah atau mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Peran guru dalam proses pembelajaran lebih dari mediator dan fasilitator.
15
Kondisi inilah yang sebenarnya menuntut hadirnya model-model
pembelajaran aktif dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Benih-benih pemikiran ini sudah mulai tumbuh dan berkembang
bukan hanya di dalam ide, tetapi berwujud di dunia riil. Pemikiran untuk
menghadirkan model pembelajaran aktif dengan nusansa baru telah dilaksanakan
oleh beberapa pakar pendidikan, yaitu pembelajaran yang dapat menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang bermutu dan berorientasi kepada keaktifan,
kreativitas, dan kemandirian siswa. Atau dengan kata lain, pembelajaran aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dasar
adalah:
Bagian-Bagian Tumbuhan
2.6.1 Akar
Tumbuhan biji memiliki akar. Akar ini memiliki peranan penting untuk
kelangsungan hidup tumbuhan. Akar terdiri atas rambut atau bulu akar
dan tudung akar. Bulu akar berfungsi untuk menyerap air dan mineral
dari dalam tanah ke tumbuhan. Tudung akar berguna untuk melindungi
akar pada saat menembus tanah.
Ada dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar serabut
adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang.
Akar seperti ini dimiliki oleh tumbuhan, seperti rumput, padi, jagung,
tebu, dan bambu. Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari
batang yang tumbuh lurus ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya
12
merupakan cabang dari akar tunggang. Contoh tanaman yang memiliki
akar tunggang, yaitu mangga, jeruk, tomat, durian.
Akar tunggang maupun akar serabut ada yang digunakan sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan, contoh pada tanaman ketela
pohon, wortel, ubi jalar, dan lain-lain.
Gambar 3.2 Akar Tunggang dan Akar serabut
Dari uraian ini, fungsi akar adalah sebagai berikut.
a. Menunjang berdirinya tumbuhan.
b. Menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
c. Menyimpan cadangan makanan.
d. Bernapas.
2.6.2 Batang
Tumbuhan selain memiliki akar juga memiliki batang. Pada umumnya
batang tumbuh menuju cahaya matahari sehingga batang tumbuhnya
berlawanan dengan akar. Air dari tanah akan masuk ke dalam tanaman
melalui akar, kemudian air akan diangkut dari akar ke daun melalui
batang sehingga daun tanaman akan segar.
Batang berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar
ke daun dan tunas. Pada batang, tumbuh tunas-tunas cabang dan
ranting. Daun, bunga, dan buah tumbuh di cabang dan ranting batang
tersebut. Ada juga daun, bunga, dan buah yang tumbuh pada batang.
Batang dapat dikelompokkan menjadi batang berkayu, batang rumput,
dan batang basah.
13
Batang tumbuhan dapat pula dikelompokkan menjadi batang
bercabang, lurus, dan berongga.
Kegunaan batang adalah sebagai berikut.
1. Pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, buah, dan bunga.
2. Pengangkut zat makanan dari daun ke akar.
3. Tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah.
4. Tempat menyimpan cadangan makanan (seperti pada kentang dan
tebu).
2.6.3 Daun
Daun tumbuhan umumnya berwarna hijau karena di dalamnya terdapat
zat warna hijau daun atau klorofil. Zat warna hijau daun ini yang
menyebabkan daun dapat mengabsorpsi energi cahaya dan
menghasilkan gula dalam proses fotosintesis. Jadi, tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun dapat membuat makanan sendiri.
Gambar 3.3 Daun
2.6.4 Bunga
Tumbuhan berbiji selain memiliki akar, batang, dan daun juga memiliki
bunga. Alam ini sangat indah dan nyaman jika tanaman sedang
berbunga. Bunga merupakan bagian yang penting bagi pembuahan.
Bunga memiliki warna yang beraneka ragam. Bunga juga ada yang
berbau dan tidak berbau. Bunga yang lengkap terdiri atas beberapa
bagian, yaitu: tangkai bunga, kelopak, mahkota, putik, dan benang sari.
14
Fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut.
Tangkai bunga merupakan penghubung batang dengan bunga. Air
dan mineral dari akar sampai ke bunga melalui batang dan tangkai
bunga.
Kelopak bunga, berfungsi untuk membungkus mahkota bunga
ketika bunga masih kuncup.
Mahkota bunga merupakan perhiasan bunga yang berwarna indah,
berfungsi untuk menarik serangga.
Putik dan benang sari terletak pada mahkota bunga. Putik
merupakan alat kelamin betina, sedangkan benang sari alat kelamin
jantan.
Fungsi utama bunga adalah untuk membentuk biji agar tanaman dapat
ditanam kembali sehingga keturunannya jadi bertambah banyakyang memiliki nilai KKM yaitu 21 orang atau 58,3% dari 36 orang siswa. Siswa yang berada di bawah KKM ada 10 orang siswa atau 27,7% dan sisanya 14 % memiliki nilai sama KKM ,dimana KKm mutu pelajaran IPA semester 1 di MI Raudhatul Irfan 64,9. Selain itu ada 3 oarang yang seharusnya sudah duduk di kelas V mereka tinggal kelas sewaktu di kelas I atau kelas II.
2.      Tempat penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini diadakan di MI Raudhatul Irfan yang berada di kampung cipetir Rt.01/Rw.02 Desa cikawung Kec.Tanjungsiang Kabupaten Subang Jawa Barat. Dimana kebanyakan orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani yang keadaan letak geograpis nya daerah persawahan dan  perkebunan yang memudahkan penelitian untuk materi bagian-bagian tumbuhan ini.


BAB III
1. Subjek Penelitian
    Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Raudhatul Irfan  yang jumlah
Siswa nya sebanyak 36 orang , terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.Dari data ulangan IPA pada tes jeda semester tahun 2013 yang baru saja dilaksanakan tercatat siswa untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Fungi media pendidikan atau alat peraga pada suatu pembelajaran dimaksudkan agar komunikasi antara guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan siswa lenih memahami dan mengerti tentang konsep abstrak ipa yang disampaikan kepada siswa jika sutu pembelajaran ditunjang dengan alat peraga.
3.      Jenis dan Obyek Penelitian yaitu:
a.       Observasi yaitu Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi mempunyai dasar sejarah dalam pengamatan oleh amatir. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara
b.      Pendekatan discovery atau pendekatan penemuan yang merupakan proses belajr untuk menemukan sendiri pemecahan masalah yang dihadapi . Dalam kegiatan ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri sedangkan guru hanya memberikan bimbingan.

(pengertian wawancara)

4.   Teknik Analisa Data
Tehnik analisa data yaitu : melalui pengumpulan data melalui : Test tulis,wawancara,hasil penilaian akhir semester (raport) maupun nilai KKM yang telah ditentukan.(cari dari instrument)

G. JADWAL PENELITIAN
       Langkah –langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas di kelas IV MI RAUDHATUL IRFAN dengan materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah sebagai berikut :   

1.      Rencana 

      Siklus I
a. mengondisikan siswa pada situasi pembelajaran
b. menyampaikan tujuan
c. menjelaskan langkah–langkah pembelajaran
d. mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang materi yang akan    diajarkan
e. Dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru    mengadakan  tanya jawab tentang bagian–bagian tumbuhan
f. membimbing diskusi kelompok mengenai bagian-bagian akar dan  fungsinya.
g.membimbing pengamatan siswa dalam diskusi tentang jenis- jenis akar dan mengelompokkan  tumbuhan berdasarkan jenis  akarnya.
h. menyimpulkan  pelajaran
 i.  mengadakan post tes

     Siklus II
a. mengondisikan siswa pada situasi pembelajaran
b. menyampaikan tujuan
c  menjelaskan langkah – langkah pembelajaran
d  mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang materi yang akan    akan diajarkan
e. dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru mengadakan  tanya jawab tentang bagian – bagian tumbuhan
f. membimbing diskusi kelompok mengenai bagian - bagian akar   dan  fungsinya.
g. membimbing pengamatan langsung siswa dalam diskusi tentang   jenis – jenis akar dan mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jenis akarnya.
h. menyimpulkan  pelajaran
i. mengadakan post tes  
          
 Siklus III         
a. mengondisikan siswa pada situasi pembelajaran
b. menyampaikan tujuan
c. menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
d. mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang materi yang akan  akan diajarkan
e. dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru mengadakan  tanya jawab tentang bagian-bagian tumbuhan               
f. membimbing diskusi kelompok mengenai bagian - bagian akar  dan  fungsinya.
g.  membimbing pengamatan langsung siswa dalam diskusi tentang   jenis-jenis akar dan mengelompokkan tumbuhan berdasarkan  jenis akarnya.
h. menyimpulkan  pelajaran
i.  mengadakan post tes

      2. Pelaksanaan Penelitian   
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun
b. melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran siswa.
c. Melakukan tindakan khusus kepada siswa yang memerlukan bimbingan.

     3. Melakukan Pengumpulan Data
      a. Mencatat nilai evaluasi siswa
      b. mencatat hasil pengamatan terhadap sikap siswa
      c. menganalisis hasil pembelajaran
      e Melakukan refleksi terhadaphasil analisis tindakan.






    4. Refleksi

a)      Siklus I

Siswa belum semuanya memperhatikan penjelasan guru ketika guru sedang menjelaskan, siswa juga belum seluruhnya aktif dalam kerja kelompok/ diskusi, tercatat juga siswa kurang mengerti terhadap maksud kalimat atau bahasa yang diucapkan guru. Hal ini disebabkan guru kurang menggunakan contoh/ ilustrasi dan penekanan serta alat peraga yang menarik, guru juga tidak memberikan tugas secara individu dalam diskusi/ kerja kelompok, juga guru kurang memberi penekanan-penekanan terhadap kata baru atau kata kunci yang menjadi permasalahan.

b)     Siklus II

Siswa sudah mulai memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, siswa juga mulai aktif berkomunikasi dengan anggota kelompoknya dan mencatat hasil diskusi secara individual, tetapi para siswa kurang aktif ketika diskusi klasikal atau menanggapi kelompok lain ketika presentasi di depan kelas. Namun ada perkembangan yang lebih baik, siswa mulai mengerti bahasa yang dimaksud seperti, bagian-bagian, jenis-jenis, fungsi, bahwa kata-kata tersebut mengandung arti dan maksud yang berbeda.

c)      Siklus III

Siswa mulai menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Siswa sudah aktif memperhatikan penjelasan guru, aktif berdiskusi dan  memahami kata kunci  dalam pokok  bahasan  yang  menjadi
tujuan pembelajarannya. Siswa lebih respon dalam diskusi kelas/ presentasi ataupun tanya jawab. Hal ini disebabkan karena guru sudah menggunakan metode dan alat peraga yang sesuai , serta  cara menjelaskan dan membimbing diskusi kecil dengan lebih intensif. Walau pada tes akhir ada saja siswa yang mau menyontek dari temannya tapi segera bisa diatasi dengan cara mendekati dan diberi  teguran.
PROPOSAL
                                                               USULAN


                          PERMOHONAN BANTUWANDANA PAMERAN
DIKELAS
…………………………………………………………………...............
                                                     I
                                                     I
                                                     I
                                                     I


ALAMAT .SEKOLAH ……………………………………..

HALAMAN kalimat .kalimat  PERTAMA .TULIS JUDULNAMA INTANSI HARUS dengan hurup besar lalu tulis alamat sekolah dengan hurup kecil .sudah ituh garis bawah nya lalu buwat lagih

No………………………………
lampiran ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

prihal ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
                  lalu kalimat 2permohonan perkataan yang baik