Daftar Blog Saya

Selasa, 15 Januari 2013

PEMBIBITAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN BUAH MANGGIS DI DESA SUKA BAGJA KEC. CERIA KAB. SEGAR ALAM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini penulis mengambil judul tentang “Pembibitan dan Manajemen Pemasaran Buah Manggis di Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang”, karena penulis mempunyai latar dan hal-hal yang mendasari pengambulan judul tersebut antara lain:
1.        Ada hubungan dan kaitan dengan program study yang sedang penulis lakukan di SMA MMF Jawa Barat.
2.        Dengan melakukan pembibitan yang baik maka bibit yang dihasilkan akan baik pula.
3.        Pemasaran merupakan “Jurus Penutup” dalam kegiatan agribisnis buah-buahan. Oleh karena itu para pengusaha harus mengetahui jurus pemasaran yang baik, yang nantinya akan menentukan hal yang akan mereka dapat.
4.        Manajemen sangat diperlukan dalam suatu perusahaan karena dengan manajemen yang baik akan didapat suatu penetapan dan pencapaian sasaran-sasaran usaha.
1.2         Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan ketentuan siswa dan siswi kelas XII Sosial Sekolah Menengah Atas akan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) yang memerlukan beberapa persyaratan diantaranya yaitu penyusunan karya ilmiah. Adapun maksud dan tujuan pembuatan karya ilmiah ini antara lain sebagai berikut:
1.        Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).
2.        Untuk memperaktikan ilmu-ilmu yang didapat di sekolah agar tidak hanya memahami teorinya saja.
3.        Sebagai wadah untuk menambah wawasan dan meningkatkan ilmu dan pengetahuan.
4.        Untuk dijadikan buku penunjang dari mata pelajaran ekonomi sehingga dapat mengembangkan pengetahuan.
1.3         Pembatasan Masalah
Berbicara mengenai permasalahan yang dihadapi begitu komplek dan sulit serta kapasitas ilmu penulis yang masih terbatas maka melalui sistem ini penulis batasi masalahnya dari ranglingkup yang ada dalam batasan masalah tersebut adalah:
1.         Mengenal tanaman manggis
2.         Pertumbuhan tanaman manggis
3.         Membibitkan tanaman manggis
A.      Membibitkan dengan biji
B.        Sambung pucuk
C.       Penyusuan
4.      Manajemen Pemasaran
A.           Pengertian manajemen pemasaran
B.           Prinsip dan konsep manajemen pemasaran
C.           Proses manajemen  pemasaran dan marketing
D.           Jenis-jenis pasar
E.            Jalur pemasaran
1.4         Metode Penelitian
Sehubungan dengan metode yang penulis gunakan dalam penelitian maka teknik yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1.        Study penelitian
Dalam study penelitian ini penulis menempuh penelitian tetapi sifatnya terbatas di daerah-daerah yang dekat dengan penulis tempat dimana didikan akan diteliti
2.        Literatur
Literatur yaitu penulis mengumpulkan data dan bahan dari berbagai sumber buku yang penulis kumpulkan.
3.        Observasi
Kegiatan ini penulis tempuh untuk memperoleh gambaran tentang studi dan perkembangan pemasaran.
4.        Study kepustakaan
Kegiatan ini penulis tempuh dengan tujuan memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.
1.5         Sistematika Penulisan
Untuk memperjelas penyusunan karya ilmiah ini penulis menyusun sistematika penulisan karya ilmiah ini seperti dibawah ini.
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
1.2    Maksud dan Tujuan
1.3    Pembatasan Masalah
1.4    Metode Penelitian
1.5    Sistematika
BAB II MENGENAL TANAMAN MANGGIS
2.1    Daerah Asal Penyebaran Manggis
2.2    Sosok Tanaman Manggis
2.3    Kerabat Tanaman Manggis
2.4    Prospek Manggis
BAB III MEMBIBITKAN TANAMANA MANGGIS
3.1    Membibitkan dengan Biji
3.2    Sambung Pucuk
3.3    Penyusuan
BAB IV MANAJEMEN PEMASARAN
4.1    Pengertian Manajemen Pemasaran
4.2    Prinsip dan Konsep Manajemen Pemasaran
4.3    Proses Manajemen Pemasaran dan Marketing
4.4    Jenis-jenis Pasar
4.5    Jalur Pemasaran
BAB V PENUTUP
5.1    Kesimpulan
5.2    Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
MENGENAL TANAMAN MANGGIS
Buah manggis disanjung dinegeri orang sebagai queen of fruits dan finest fruit of the tropics. David farchilld, seorang penjelajah daerah khatulistiwa pada awal abad ke-20. Melukiskan buah manggis sebagai paduan dari keindahan warna dan kenikmatan rasa.
2.1         Daerah Asal dan Penyebaran Manggis
Manggis (gracinia mangostana) merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia. Sebagian besar kepustakaan mengenai tanaman manggis menunjuk Asia Tenggara. Khususnya kepulauan sunda besar, sebagai tanah asal tumbuhnya manggis.
Meskipun penyebaran pohonnya masih terbatas di daerah-daerah sekitar khatulistiwa, ternyata buah manggis telah lebih dahulu dikenal di daerah Erpoa. Ini berkat cerita para penjelajah yang telah merasakan kelezatan buah manggis. Berbagai nama lalu diberikan untuk buah ini. Nama-nama tersebut umumnya menggunakan kata dasar yang sama. Misalnya mangosteen (Inggris), manggistan (Belanda), mangoustianer (Prancis), dan mangostiane (Jerman). Nama aslinya sendiri dari bahasa melayu dari jawa adalah manggis, manggih (Minangkabau), dan manggu (Sunda). Untuk nama genus gracina, diambil dari nama seorang ahli botani prancis, Laurent Gracin (1683-1751), yang banyak menjelajah dan menulis buku-buku botani.
2.2         Sosok Tanaman Manggis
Tanaman manggis merupakan pohon besar berdaun lebar dan rimbun. Tinggi pohon yang telah dewasa mencapai 12 m dengan umur dapat mencapai puluhan tahun. Bentuk tajuk pohon bervariasi dari bulat silindrie hingga kerucut dengan penyebaran simetris ke semua arah. Lebar tajuk merentang hingga 12 meter dan semakin mengecil ke arah puncak pohon. Diameter batang pokok pohon dewasa dapat mencapai 60 cm dengan percabangan kesemua arah.
Daunnya tunggal dan berpasangan disis ranting. Bentuk daun bulat panjang dengan ukuran 13-26 cm dan lebar 6-12 cm. Helai daunnya kaku dan tebal. Permukaan daun bagian atas licin, berlilin, mengkilat dan berwarna hijau tua. Permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda pupus. Daun muda yang baru tumbuh berwarna coklat kemerahan, kemudian sesuai dengan usia pertumbuhannya berubah menjadi coklat kehijauan, hijau muda, lalu hijau tua.
2.3         Kerabat Tanaman Manggis
Manggis termasuk famili gutiffare yang bergetah kuning. Jenis lain genus gracinia mencapai 400 spesies dan hanya 40 dinataranya yang dimanfaatkan buahnya. Rasa asam buahnya dapat dipakai sebagai pengganti asam jawa (tamarindus indrica).  Contohnya gracinia atrovirdis di sepanjang malaya, G. Cambogia di India, dan G. Planchoni di kawasan Indonesia. Minyak bijinya juga dipergunakan sebagai bahan makanan. Contohnya G. Indica dan G, Morella. Sebagian jenis lainnya dapat dimanfaatkan untuk bumbu pengawet ikan, sirup, selai dan campuran obat-obatan. Selain itu, dapat dihasilkan tanin dan bahan asam untuk pengolahan lateks. Getahnya yang kuning (gambage) dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, terutama dari G. Hamburyi dan G. Combagia buah dari G. Indica, G. Tinctoria, dan G. Cambagia dipakai untuk makanan kaleng, walaupun rasanya tidak ada yang seenak buah manggis sebagian spesies ini tersebar dihutan-hutan tropis daerah khatulistiwa.
2.4         Prospek Manggis
Sebagai buah eksotik dari daerah khatulistiwa, manggis merupaka suatu komoditas mewah diluar daerah aslinya. Pasaran untuk konsumsi buah agar tampaknya sangat terbuka. Akan tetapi, mengapa buah yang begitu digemari di negeri ini sangat terbatas penyebarannya? Dan, mengapa pula setelah hampir 80 tahun buah manggis ini dikenal oleh orang eropa keadaanya sekarang hampir tidak berbeda dengan waktu itu?
Usaha mengebunkan tanaman manggis sebenarnya sudah banyak di rintis di negara-negara beriklim tropis, beberapa catatan kuno mengatakan bahwa introduksi tanaman manggis ke kawasan west Indies – Domincia, Trinidad, Tobago, Cuba, Puerto Rico, dan Florida membawa hasil yang kurang memuaskan tanaman tersebut baru menghasilkan buah belasan tahun ditanam. Akan tetapi perbanyakan dari biji buah tanaman introduksi tersebut ternyata menghasilkan bibit yang lebih pesat pertumbuhannya ini diduga karena telah beradaftasi dengan lingkungan setempat.
Tampaknya masih jauh langkah yang harus ditempuh bila mengharapkan manggis dikebunkan secara komersial dalam skala besar. Beberapa persoalan pokok seperti penyediaan bibit, cara budidaya yang efisien, cara mempersingkay masa mulai berproduksi dan permodalan jangka panjang untuk tanaman tahunan ini masih merupakan kendala yang harus diatasi secara terpaud.


BAB III
MEMBIBITKAN TANAMAN MANGGIS
Berdasarkan penelitian penulis, ternyata tidak semua cara perbanyakan bisa diterapan untuk tanaman manggis, beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan biji, sambung dan susuan. Utnuk cangkok dan okulasi belum bisa dilakukan.
3.1         Membibitkan dengan Biji
Cara tang paling umum membibitkan tanaman manggis adalah melalui biji. Perbanyakan dengan cara ini danjurkan untuk keperluan penyediaan batang bawah yang kemudian akan digunakan untuk perbanyakan dengan cara sambung pucuk atau penyusunan.
Biji untuk bibit diambil dari buah yang masak di pohon. Buah yang sudah masak berwarna merah kecoklatan hingga ungu kehitaman. Buah ini sebaiknya dipilih dari pohon induk yang berproduksi tinggi dan stabil setiap tahunnya. Boleh juga dari pohon mudah (genjah) yang sudah berbuah dua kali pada umur 6-7 tahun.
Biji yang baik bisa didapat dari buah yang mempunyai isi 5-6 siung daging buah. Ini dengan mudah dapat dilihat dari tanda kembangan di bagian ujung (perut) buah. Biasanya buah dengan 5-6 siung mempunyai satu atau dua biji yang besar.
Ukuran biji akan mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan anak semainya. Beberapa penelitian menunjukan bahwa biji dengan berat kurang dari 0,2 g susah berkecambah dengan baik sehingga perumbuhan abak semainya juga terhambat. Sebaliknya, biji dengan berat 1 g atau lebih dapat berkecambah 100%. Satu setahun setelah perkecambahan bibit yang berasal dari biji berukuran besar tumbuhan lebih kekar dapipada biji berukuran kecil. Hal ini berkaitan dengan cadangan makanan yang lebih banyak pada biji berukuran besar sehingga tetap mampu tumbuh sebelum perakarannya berfungsi penuh.
3.2         Sambung Pucuk
Bila akan menyambung, pertama-tama kita pilih entres yang ukuran kecil seukuran pensil dengan kondisi sehat. Pemilihan entres yang berukuran kecil dimaksudkan agar mudah disesuaikan dengan batang bawah. Ukuran bawah yang diap disambunng rata-rata seukuran pensil dengan kulit masih hijau.
Batang bawah lalu di potong 20-25 cm di atas permukaan tanah dengan menggunakan pisau okulasi atau gunting setek yang tajam agar bentuk potongan rata. Setelah itu, batang bawah dibelah membujur sepanjang 2-2,5 cm. Entres yang sudah disiapkan dipotong hingga panjangnya tinggal 7,5-10 cm. Kemudian bagian pangkat disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm sehingga bentuk irisan seperti baji atau hurup v. Selanjutnya entres disisipkan ke dalam belahan batang bawah tadi, lalu diikat dengan pita atau tali plastik. Pada waktu entres disisipkan kedalam belahan batang bawah, kemudian entres harus bersentuhan langsung dengan kambium batang bawah.
Sambungan yang telah diikat kemudian disungkup dengan kantong plastik bening. Agar sungkup tidak lepas, bagian bawahnya diikat. Tujuan penyungkupan ini untuk  mengurangi penguapan dan mempertahankan kelembaban udara di sekitar sambungann agar tetap tinggi (90-100%).
Sambungan kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari sinar matahari. Biasanya 3-4 minggu kemudian akan tumbuh tunas baru. Sementara sambungan yang gagal akan berwarna hitam dan mengering. Pada saat ini sungkup pelastik sudah bisa dibuka. Untuk semanjutnya kita tinggal merawat bibit sampai siap di tanam di kebun.
3.3         Penyusuan
Meskipun pengerjaanya paling merepotkan. Perbanyakan manggis dengan cara penyusuan merupakan cara penyebaran yang paling sukses. Tingginya angka keberhasilan cara pembanyakan ini karena baik batang bawah maupun batang atas masih hidup di atas perakarannya sendiri sehingg kemungkinan bertahan hidup selama sisusukan terjamin. Namun, upaya mendekatkan batang bawah ke batang atas yang masih menempel pada pohon induk merupakan  pekerjaan yang merepotkan.
Batang bawah dalam polibag yang harus didekatkan ke ujung ranting pohon induk biasanya diletakan di atas para-para, meja, atau digantungkan pada dahan yang lebih tinggi. Sebaiknya pucuk pohon manggis yang berfungsi sebagai batang atas dipilih yang diameternya kecil, sedangkan batang bawahnya dipuluh diameternya sama atau sedikit lebih besar dari batang atas. Batang bawah dan batang atas lalu dikerat sepanjang 5-8 cm dengan kedalaman setengah diamneternya. Bagian yang telah dikerat lalu dipertautkan pada waktu dipertautkan kemudian batang atas dan batang bawah harus berhimpitan. Pertautan ini diikat dengan tali plastik yang agak besa, lalu ditutup dengan ara parafin agar air hujang tidak dapat masuk.
Setelah enam bulah, biasanya pertautan antara batang atas dengan batang bawah sudah cukup kuat. Ada beberapa ciri yang bisa di lihat jika pertautan telah berhasil: terjadi pertumbuhan tunas muda pada pucuk batang atas dan batang atas mengalami pembengkakan di tempat ikatan tali plastik.
Agar bibit susuan tidak mengalami stres, pemisahan dari pohon indukk harus dilakukan secara bertahap dengan cara sebagai berikut:
1.             Pucuk batang bawah dipangkas tepat di atas ikatan tali rafia. Maksudnya agar hara dan air yang yang diserap oleh akar batang bawah dapat dialirkan melalui pertautan sambungan untuk pertumbuhan batang atas
2.             Pada saat yang sama, batang atas dikaret dikerat sedalam setengaj diameternya, tepat dibawah ikatan lati rafia.
3.             Biarkan keadaan ini selama tiga minggu. Apabila tidak terlihat tanda-tanda stres atau layu, batang atas yang sidah dikerat setengahnya tadi dapat dipotong sehingga terputus total dari pohon induknya
4.             Bibit susuan yang baru dipotong segera ditaruh ditempat yang teduh (30% cahaya) selama kurang lebih 3-6 bulan atau sampai ada tanda-tanda pertumbuhan tunas baru pada pucuknya.
Dalam pembuatan bibit susuan sering kali terjadi pertautan yang tidak sempurna biasanya baru diketahi setelah tanaman tumbuh besar. Penyebab utamanya adalah inkompatibilitas (ketidak sesuaian) antara batang bawah dengan batang atas baik itu karena perbedaan jenis/varietas, umur jaringan atau ukuran. Pertumbuhan batang atas sering kali lebih cepat dari batang bawah sehingga akan timbul fenomena “kaki bangau” yang menyebabkan tanaman tidak berumur panjang.


BAB IV
MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran merupakan “Jurus Penutup” dalam kegatan agribisnis buah-buahan. Berarti tidaknya jerih payah yang telah kita lakukan selama memproduksi itu sebagai petani kita perlu mengetahui ke mana harus melempar dagangan serta jalur-jalur mana yang dapat kita lalui. Ada beberapa hal yang harus dipelajari pengusaha sebelum ia memasuki pasar, antara lain sasaran pemasaran, persaingan dan strategi pemasaran.
Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan pemilihan jenis buah-buahan yang akan diusahakan. Pengusaha juga harus melihat siapa konsumen yang berminat. Dalam melakukan pembelian, konsumen sangat dipengaruhi oleh motif, selera, keadaan sosialm daya beli dan merek.
Pengusaha harus mengetahui seluk beluk persaingan, termasuk berapa banyak saingan dan cara-cara mengatasinya dalam dunia usaha umumnya persaingan akan selalu ada kecuali bila ia mampu berundak sebagai monopolis.
Setelah pengusaha mengetahui situasi pasar maka langkah-langkah penting harus diperhatikan selanjutnya adalah mencari informasi mengenai buah-buahan yang akan dipasarkan menetapkan harga, mengatur distribusinya serta mengadakan kegiatan promosi.
4.1         Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah bidang manajemen yang melakukan kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran akan berusaha mempengaruhi tingkat pemilihan, waktu dan sifat permintaan sehingga dapat membantu organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan.
4.2         Prinsip dan Konsep Manajemen Pemasaran
Keberhasilan pemasaran barang dan jasa dilakukan perusahaan tidak lepas dari prinsip dan konsep pemasaran. Setiap perusahaan pasti mempunyai prinsip dan konsep pemasaran yang berbeda-beda. Namun, semua prinsip dan konsep yang digunakan berujuan untuk meningkatkan penjualan barang dan jasa yang dipasarkan perusahaan. Perusahaan dalam memasarkan barang dan jasanya dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen pemasaran sebagai berikut:
1)      Menetapka harga pasar (target market) dengan tepat
2)      Memperhatikan perkembangan kebutuhn konsumen
3)      Memodifikasi barang dan jasa yang dihasilkan
4)      Menilai konsumen dan laba perusahaan
Konsep manajemen pemasaran meliputi dua hal, yaitu:
1)      Konsep pemasaran (The Marketing Concep)
Konsep pemasaran merupakan suatu proses yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi masyarakatnya dan karakteristik fisik masyarakat yang akan menentukan bentuk pemasaran yang dilakukan konsep pemasaran menyangkut tentang perencanaan produk yang akan dipasarkan, kebutuhan dan keiningan konsumen serta cara promosi yang efektif untuk menjual produk perusahaan sehingga produk yang dipasarkan mampu memberikan kepuasan kepada konsumen daripada produk pesaing. Akhirnya tujuan perusahaan untuk memperoleh laba maksimal dan tingkat penjualan yang tinggi dapat tercapai melalui kepuasan konsumen.
2)      Konsep Penjualan (The Selling Concpet)
Konsep penjualan berbeda dengan konsep pemasaran. Konsep pada intinya adalah mencapai tingkat penjualan yang tinggi tanpa memperhatikan kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari usaha perusahaan yang mendorong konsumen untuk terus melakukan pembelian dengan berbagai cara promosi. Selain itu, perusahaan berusaha menjaring konsumen baru meskipun ada kemungkinan pembeli yang lama sudah tidak melakukan pembelian lagi. Bagi perusahaan yang menganut konsep ini akan lebih mementingkan tingkat penjualan dari pada tingkat kepuasan konsumen, sehingga ada kemungkinan perusahaan menggunakan cara-cara yang kurang jujur untuk meningkatkan penjualannya.
4.3         Proses Manajemen Pemasaran dan Marketing Mix
-            Menurut Philip Kotler, proses manajemen pemasaran antara lain:
1)        Mengorganisasikan proses perencanaan pemasaran
2)        Menganalisis peluang pasar
3)        Mengembangkan marketing mix
4)        Mengelola usaha pemasaran
-            Marketing Mix
Usaha pemasaran merupakan suatu rencana tindakan yang dilakukan oleh manager. Rencana ini dilaksanakan atas analisis situasi dan tujuan perusahaan. Usaha kegiatan ini diperlukan untuk membuat keputusan dari suatu perencanaan mencakup penentuan produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (distribution) dimasa yang akan datang untuk meningkatkan volume penjualan. Jadi, marketing merupakan kombinasi dari keempat kegiatan inti pemasaran tersebut.
1.      Produk
Produk merupakan sesutu yang ditawarkan dipasar yang dapat memenuhi kebutuhan.
2.      Harga
Harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu barang atau sejumlah kombinasi barang serta pelayanan.
3.      Promosi
Promosi merupakan alat yang digunakan perusahaan untuk membentuk dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan.
4.      Distribusi
Seluruh distribusi merupakan kumpulan lembaga yang bergerak diantara produsen dan konsumen yang bekerjasama untuk mencapai tujuan. Tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi dan mengembangkan sistem distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut.
4.4         Jenis-jenis Pasar
Pengertian pasar secara luas adalah suatu kondisi dimana pembeli dan penjual dapat bnerhubungan. Dengan demikian pasar dapat berarti secara fisik dan non-fisik. Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat saling bertemu dan berinteraksi. Dewasa ini hasil produksi buah-buahan dapat dipasarkan didalam negeri maupun untuk diekspor. Buah-buahan yang dipasarkan di dalam negeri dapat disalurkan ke berbagai pasar, seperti pasar umum, pasar induk pasar swalayan dan pasar khusus.
ü  Pasar umum
Pasar umum merupakan pasar yang menydiakan semua keperluan (termasuk sandang, pangan dan papan) dalam bentuk eceran dan dalam skala besar
ü  Pasar Induk
Pasar induk merupakan pusat penampungan dan pemusatan golongan komuditi tertentu dalam berbagai jenis, biasanya dijual dalam skala tertentu pula. Di pasar ini pembeli umumnya adalah pedagang pengecer atau khusus.
ü  Pasar Swalayan
Pasar swalayan merupaan pasar yang menyediakan berbagai kebutuhan dengan cara pembeli mengambil sendiri barang-barang yang dikehendaki.
ü  Pasar Khusus
Pasar khusus merupakan pasar yang menyerap komoditi tertentu dalam partai besar dan secara kontinu serta dengan kualitas tertentu. Untuk bahan-bahan selanjutnya diolah dan dikonsumsi dalam bentuk segar termasuk pasar khusus disini adalah rumah sakit, hotel, industri, usaha katering dan restaurant.
Disamping melalui pasar-pasar tersebut, buah-buahanjuga dapat disalurkan melalui koeprasi. Disini pengusaha terlebih dahulu terus menjadi anggota. Koperasi memberikan pinjaman uang dan atau sarana berupa bibit, pupuk, obat, dan lain-lain. Kemudian koperasi pula yang menampung hasil produksi dengan harga ditetapkan oleh pihak koperasi. Termasuk koperasi disini adalah PIR (Perkebunan Inti Rakyat).
4.5         Jalur Pemasaran
Jalur pemasaran hasil pertanian adalah saluran yang digunakan petani produsen untuk menyalurkan hasil pertanian dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga-lembaga yang ikut aktif dalam saluran ini adalah petani produsen, pedagang, pengumpul, pedagang besart, pengecer dan konsumen.
ü  Petani Produsen
Petani produsen merupakan penghasil barang-barang hasil pertanian untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen.
ü  Pedagang Pengumpul
Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang mengumpulkan barang-barang hasil pertanian dari petani produsen, kemudian memasarkannya kembali dalam petani besar kepada pedagang lain.
ü  Pedagang Besar
Pedagang besar merupakan pedagang yang membeli hasil pertanian dari pedagang pengumpul atau langsung dari petani produsen serta menjual kembali kepada pengecer dan pedagang lain atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama pada kosumen akhir.
ü  Pengecer
Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang hasil pertanian ke konsumen dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam jumlah minimum.
ü  Konsumen
Konsumen adalah setiap orang yang ingin memenuhi keinginan dan kebutuhannya terhadap barang-barang hasil pertanian.
Di Indonesia ada lima tipe pola pemasaran buah-buahan yang umum terjadi. Pola nama yang akan dipilih tergantung pada beberapa pertimbangan seperti daya serap pasar, selera konsumen, dan sifat buah yang mudah rusak. Kelima pola tersebut tersaji dalam bagian berikut ini.
Pola pemasaran tipe I cukup pendek, pola ini mempunyai kelebihan-kelebihan seperti buah segera dapat dijual dalam kondisi paling segar dan perputaran modalnya berlangsung secara cepat. Akan tetapi juga ada kekurangannya, misalnya hanya menjangkau pasar lokal yang seringkali penawarannya melimpah sehingga sulit mencapai harga yang tinggi.
Pada pola pemasaran tipe II, III dan IV komoditi dapat menjangkau pasar yang jauh dan luas. Pada tipe ini buah dapat dipsarkan ke konsumen yang sangat menggemarinya. Atau mungkin kita memasarkannya ke tempat-tempat yang langka komoditi tersebut sehingga dapat diperoleh komoditi yang baik. Akan tetapi, tipe ini mempunyai kekurangan seperti terjadinya kerusakan-kerusakan komoditi karena penangangan pengangkutan, atau pun karena waktu pemasaran yang terlalu lama. Selain itu, dibutuhkan biaya pemasaran yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pola pemasaran tipe I.
Tipe V mempunyai perilaku tersendiri, komoditi buah-buahan yang dimanfaatkan sebagai bahan awetan tidak terlalu dipengaruhi resiko kerusakan. Pada tipe ini terjadi penggabungan alternatif  pilihan bagi petani produsen untuk menyalurkan komoditinya kepedagang pengumpul atau pabrik pengolahan. Oleh karena itu, petani dapat menghindarkan diri dari ketergangungan kepada pedangang pengumpul yang kadang “bermain-main” dengan harga.
ü   Pola pemasaran buah-buahan di Indonesia
a.       Tipe I
b.      Tipe II
c.       Tipe III
d.      Tipe IV





Pedagang Pengumpul
 

Pedagang Pengumpul
 
 

e.       Tipe V


BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab terdahulu maka penulis akan mengambil kesimpula dan saran-saran yang kiranya bermanfaat dan berguna.
5.1         Kesimpulan
5.1.1        Manggis merupakan salah satu tanaman buah-buahan asli Indonesia yang mempunyai potensi tinggi untuk dikembangkan.
5.1.2        Tidak semua cara perbanyakan bisa diterapkan untuk tanaman manggis. Beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan biji, sambung pucuk, dan susuan untuk cangkok dan okulasi belm bisa dilakukan.
5.1.3        Berarti tidaknya jerih payah kita lakukan selama memproduksi buah-buahan tergantung pada keberhasilan pemasarannya.
5.1.4        Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi termasuk dalam pemasaran buah manggis. Karena, dengan manajemen tujuan organisasi akan mudah tercapai, sebaliknya tanpa manajemen pencapaian tujuan akan lebih sulit diwujudkan.
5.2         Saran-saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan secara garis besar menurut kemampuan yang ada, maka disini penulis akan membnerikan saran-saran yang mungkin berguna bagi para petani buah-buahan khususnya buah manggis.  Dalam perbaikan menuju kearah yang lebih praktis dan ekonomis pada masa yang akan datang maksud untuk menjadi bahan pertimbangan.
Dalam saran-saran ini penulis hanya membandingkan hasil teori yang diperoleh selama ini dengan pelaksanaan yang penulis lihat dalam usaha manggis yang ada di Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.
5.2.1        Pembibitan buah manggis yang sedang dilakukan di laksanakan di Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang, sebaiknya dilakukan dengan cara biji, sambung pucuk dan susuan, agar penghasilan bibit manggis yang berkualitas baik.
5.2.2        Sebagai petani atau pengusaha buah-buahan kita perlu mengetahui kemana harus melempar dagangan serta jalur-jalur mana yang dapat kita lalui. Ada beberapa hal yang harus dipelajari oleh seorang petani atau pengusaha sebelum ia memasuki pasar, antara lain sasaran pemasaran, persaingan dan strategi pemasaran.
5.2.3        Setelah pengusah buah-buahan mengetahui situasi pasar maka langkah-langkah penting yang harus diperhatikan selanjutnya adalah mencari informasi mengenai potensi permintaan terhadap buah-buahan, merencanakan jumlah penjualan, mempersiapkan buah-buahan yang akan dipasarkan, menetapkan harga, mengatur distribusinya, serta mengadakan kegiatan promosi.
5.2.4        Kemampuan manajemen ini sangat penting karena usaha tani bauah-buahan bukanlah semata-mata hanya sebagai cara hidup lebih dari itu, ia merupakan suatu perusahaan. Jatuh bangunnya suatu perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan manajemennya. Oleh karena itu, sebagai pengusaha kita harus bisa memanajemen seluruh kegiatan perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Rosli. Pengantar Pemasaran ed. 3 (Jakarta: IKIP Jakarta 1985)
Apandi, M. Teknologi Buah Manggis dan Sayur (Bandung: Lummni. 1984)
Heddy, Swasono. Ekofisiologi Pertanaman ( Bandung: Sinar Baru. 1987)
Hernanto, Fadholi. Ilmu Usaha Tani ( Jakarta: Penebar Swadaya. 1989)
Kartasapoetra, A.G., Teknologi Benih Pengolah Benih dan Tuntunan Praktikum     (Jakarta: Bina Aksara. 1986) 
PEMBIBITAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN
BUAH MANGGIS
DI DESA SUKA BAGJA KEC. CERIA KAB. SEGAR ALAM
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
dalam Mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN)
di SMA MMF Jawa Barat
Tahun 2012/2013
Disusun Oleh:
Nama                          : Hermawan Putra Nusantara
No. Induk/ NSN        :
Kelas / Program         :
PERKUMPULAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN PGRI
SMA MMF JAWA BARAT
TAHUN 2012/2013
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Pembibitan dan Manajemen Pemasaran Buah Manggis di Desa Kawungluwuk Kec. Tanjungsiang Kab. Subang” telah disetujui dan disahkan oleh:
Koordinator
Drs. ………….
NUPTK. ………….
Guru Pembimbing,
…………………..
NUPTK. 555.174.064
Mengetahui,
Kepala SMA MMF Jawa Barat
………………….
ii
 
………………………..

MOTO
Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.
iii
 

KATA PENGANTAR
Pertama tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengajukan karya tulis ini dengan judul “Pembibitan dan Manajemen Pemasaran Buah Manggis di Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang” disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) di SMA MMF Jawa Barat.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini banyak sekali hambatan-hambatan serta kendala yang penulis hadapi, namun bimbingan-bimbingan dari berbagai pihak akhirnya karya ilmiah ini dapat di selesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1.      Bapak Drs. Wawan Dadang, selaku Kepala SMA MMF Jawa Barat
2.      Bapak Drs Sugiarto, selaku koordinator
3.      Bapak Umuh Priatna, selaku guru pembimbing
4.      Ayahhanda dan Ibunda yang telah memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini
5.      Kepada semua pihak yang telah membantu, mendorong serta memperlancar pelaksanaan penelitian ini.
iv
 
Saya sebagai penulis sadar bahwa tiada gading yang tak retak, demikian halnya dengan karya ilmiah yang saya susun masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari ukuran sempurna. Berbagai usaha dan upaya untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang, saran dan kritik yang bersifat mambangun terutama dari paka dan ibu guru sangat saya harapkan.
Akhirnya penulis berharap, semoga dengan adanya karya ilmiah ini yang sangat sederhana dapat menambah wawasan dan kemampuan serta bermanfaat khususnya bagi saya sebagai penulis dan umumnya karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pemabca.
Tanjungsiang,   Januari 2013
v
 
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR MOTO................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2              Maksud dan Tujuan .................................................................... 1
1.3              Pembatasan Masalah .................................................................. 2
1.4              Metode Penelitian ...................................................................... 3
1.5              Sistematika ................................................................................. 4
BAB II MENGENAL TANAMAN MANGGIS
2.1         Daerah Asal Penyebaran Manggis ................................................ 6
2.2         Sosok Tanaman Manggis............................................................... 7
2.3         Kerabat Tanaman Manggis............................................................ 7  
2.4         Prospek Manggis .......................................................................... 8
BAB III MEMBIBITKAN TANAMANA MANGGIS
3.1         Membibitkan dengan Biji.............................................................. 10
3.2         Sambung Pucuk ............................................................................ 11
3.3         Penyusuan...................................................................................... 12


vi
 
 
BAB IV MANAJEMEN PEMASARAN
4.1         Pengertian Manajemen Pemasaran ............................................... 16
4.2         Prinsip dan Konsep Manajemen Pemasaran ................................. 16
4.3         Proses Manajemen Pemasaran dan Marketing .............................. 18
4.4         Jenis-jenis Pasar............................................................................. 19
4.5         Jalur Pemasaran ............................................................................ 21
BAB V PENUTUP
5.1         Kesimpulan ................................................................................... 25
5.2         Saran-saran.................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... .... 27


vii
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar