BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini penulis
mengambil judul tentang “Pembibitan dan Manajemen Pemasaran Buah Manggis di
Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang”, karena penulis
mempunyai latar dan hal-hal yang mendasari pengambulan judul tersebut antara
lain:
1.
Ada
hubungan dan kaitan dengan program study yang sedang penulis lakukan di SMA MMF
Jawa Barat.
2.
Dengan
melakukan pembibitan yang baik maka bibit yang dihasilkan akan baik pula.
3.
Pemasaran
merupakan “Jurus Penutup” dalam kegiatan agribisnis buah-buahan. Oleh karena
itu para pengusaha harus mengetahui jurus pemasaran yang baik, yang nantinya
akan menentukan hal yang akan mereka dapat.
4.
Manajemen
sangat diperlukan dalam suatu perusahaan karena dengan manajemen yang baik akan
didapat suatu penetapan dan pencapaian sasaran-sasaran usaha.
1.2
Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan ketentuan siswa dan siswi kelas XII
Sosial Sekolah Menengah Atas akan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) yang
memerlukan beberapa persyaratan diantaranya yaitu penyusunan karya ilmiah.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan karya ilmiah ini antara lain sebagai
berikut:
1.
Untuk
memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).
2.
Untuk
memperaktikan ilmu-ilmu yang didapat di sekolah agar tidak hanya memahami
teorinya saja.
3.
Sebagai
wadah untuk menambah wawasan dan meningkatkan ilmu dan pengetahuan.
4.
Untuk
dijadikan buku penunjang dari mata pelajaran ekonomi sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan.
1.3
Pembatasan Masalah
Berbicara mengenai permasalahan yang dihadapi
begitu komplek dan sulit serta kapasitas ilmu penulis yang masih terbatas maka
melalui sistem ini penulis batasi masalahnya dari ranglingkup yang ada dalam
batasan masalah tersebut adalah:
1.
Mengenal
tanaman manggis
2.
Pertumbuhan
tanaman manggis
3.
Membibitkan
tanaman manggis
A. Membibitkan dengan biji
B. Sambung pucuk
C. Penyusuan
4. Manajemen Pemasaran
A.
Pengertian
manajemen pemasaran
B.
Prinsip
dan konsep manajemen pemasaran
C.
Proses
manajemen pemasaran dan marketing
D.
Jenis-jenis
pasar
E.
Jalur
pemasaran
1.4
Metode Penelitian
Sehubungan dengan metode yang penulis gunakan dalam penelitian maka teknik
yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1.
Study
penelitian
Dalam study penelitian ini penulis menempuh penelitian tetapi sifatnya
terbatas di daerah-daerah yang dekat dengan penulis tempat dimana didikan akan
diteliti
2.
Literatur
Literatur yaitu penulis mengumpulkan data dan bahan dari berbagai sumber
buku yang penulis kumpulkan.
3.
Observasi
Kegiatan ini
penulis tempuh untuk memperoleh gambaran tentang studi dan perkembangan
pemasaran.
4.
Study
kepustakaan
Kegiatan ini
penulis tempuh dengan tujuan memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan
masalah penelitian.
1.5
Sistematika Penulisan
Untuk memperjelas penyusunan karya ilmiah ini
penulis menyusun sistematika penulisan karya ilmiah ini seperti dibawah ini.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
1.2
Maksud
dan Tujuan
1.3
Pembatasan
Masalah
1.4
Metode
Penelitian
1.5
Sistematika
BAB II MENGENAL
TANAMAN MANGGIS
2.1
Daerah
Asal Penyebaran Manggis
2.2
Sosok
Tanaman Manggis
2.3
Kerabat
Tanaman Manggis
2.4
Prospek
Manggis
BAB III
MEMBIBITKAN TANAMANA MANGGIS
3.1
Membibitkan
dengan Biji
3.2
Sambung
Pucuk
3.3
Penyusuan
BAB IV MANAJEMEN
PEMASARAN
4.1
Pengertian
Manajemen Pemasaran
4.2
Prinsip
dan Konsep Manajemen Pemasaran
4.3
Proses
Manajemen Pemasaran dan Marketing
4.4
Jenis-jenis
Pasar
4.5
Jalur
Pemasaran
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
MENGENAL TANAMAN MANGGIS
Buah manggis disanjung dinegeri orang sebagai
queen of fruits dan finest fruit of the tropics. David farchilld, seorang penjelajah
daerah khatulistiwa pada awal abad ke-20. Melukiskan buah manggis sebagai
paduan dari keindahan warna dan kenikmatan rasa.
2.1
Daerah Asal dan Penyebaran Manggis
Manggis (gracinia mangostana) merupakan salah satu
tanaman buah asli Indonesia. Sebagian besar kepustakaan mengenai tanaman
manggis menunjuk Asia Tenggara. Khususnya kepulauan sunda besar, sebagai tanah
asal tumbuhnya manggis.
Meskipun penyebaran pohonnya masih terbatas di
daerah-daerah sekitar khatulistiwa, ternyata buah manggis telah lebih dahulu
dikenal di daerah Erpoa. Ini berkat cerita para penjelajah yang telah merasakan
kelezatan buah manggis. Berbagai nama lalu diberikan untuk buah ini. Nama-nama
tersebut umumnya menggunakan kata dasar yang sama. Misalnya mangosteen (Inggris), manggistan (Belanda), mangoustianer (Prancis), dan
mangostiane (Jerman). Nama aslinya sendiri dari bahasa melayu dari jawa
adalah manggis, manggih
(Minangkabau), dan manggu (Sunda). Untuk nama genus gracina, diambil dari nama
seorang ahli botani prancis, Laurent Gracin (1683-1751), yang banyak menjelajah
dan menulis buku-buku botani.
2.2
Sosok Tanaman Manggis
Tanaman manggis merupakan pohon besar berdaun
lebar dan rimbun. Tinggi pohon yang telah dewasa mencapai 12 m dengan
umur dapat mencapai puluhan tahun.
Bentuk tajuk pohon bervariasi dari bulat silindrie hingga kerucut dengan
penyebaran simetris ke semua arah. Lebar tajuk merentang hingga 12 meter dan
semakin mengecil ke arah puncak pohon. Diameter batang pokok pohon dewasa dapat
mencapai 60 cm dengan percabangan kesemua arah.
Daunnya tunggal dan berpasangan disis ranting.
Bentuk daun bulat panjang dengan ukuran 13-26 cm dan lebar 6-12 cm. Helai
daunnya kaku dan tebal. Permukaan daun bagian atas licin, berlilin, mengkilat
dan berwarna hijau tua. Permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda pupus.
Daun muda yang baru tumbuh berwarna coklat kemerahan, kemudian sesuai dengan
usia pertumbuhannya berubah menjadi coklat kehijauan, hijau muda, lalu hijau
tua.
2.3
Kerabat Tanaman Manggis
Manggis termasuk famili gutiffare yang bergetah
kuning. Jenis lain genus gracinia mencapai 400 spesies dan hanya 40 dinataranya
yang dimanfaatkan buahnya. Rasa asam buahnya dapat dipakai sebagai pengganti
asam jawa (tamarindus indrica).
Contohnya gracinia atrovirdis di sepanjang malaya, G. Cambogia di India,
dan G. Planchoni di kawasan Indonesia. Minyak bijinya juga dipergunakan sebagai
bahan makanan. Contohnya G. Indica dan G, Morella. Sebagian jenis lainnya dapat
dimanfaatkan untuk bumbu pengawet ikan, sirup, selai dan campuran obat-obatan.
Selain itu, dapat dihasilkan tanin dan bahan asam untuk pengolahan lateks.
Getahnya yang kuning (gambage) dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, terutama
dari G. Hamburyi dan G. Combagia buah dari G. Indica, G. Tinctoria, dan G.
Cambagia dipakai untuk makanan kaleng, walaupun rasanya tidak ada yang seenak
buah manggis sebagian spesies ini tersebar dihutan-hutan tropis daerah
khatulistiwa.
2.4
Prospek Manggis
Sebagai buah eksotik
dari daerah khatulistiwa, manggis merupaka suatu komoditas mewah diluar daerah aslinya.
Pasaran untuk konsumsi buah agar tampaknya sangat terbuka. Akan tetapi, mengapa
buah yang begitu digemari di negeri ini sangat terbatas penyebarannya? Dan,
mengapa pula setelah hampir 80 tahun buah manggis ini dikenal oleh orang eropa
keadaanya sekarang hampir tidak berbeda dengan waktu itu?
Usaha mengebunkan
tanaman manggis sebenarnya sudah banyak di rintis di negara-negara beriklim
tropis, beberapa catatan kuno mengatakan bahwa introduksi tanaman manggis ke
kawasan west Indies – Domincia, Trinidad, Tobago, Cuba, Puerto Rico, dan
Florida membawa hasil yang kurang memuaskan tanaman tersebut baru menghasilkan
buah belasan tahun ditanam. Akan tetapi perbanyakan dari biji buah tanaman
introduksi tersebut ternyata menghasilkan bibit yang lebih pesat pertumbuhannya
ini diduga karena telah beradaftasi dengan lingkungan setempat.
Tampaknya masih jauh
langkah yang harus ditempuh bila mengharapkan manggis dikebunkan secara
komersial dalam skala besar. Beberapa persoalan pokok seperti penyediaan bibit,
cara budidaya yang efisien, cara mempersingkay masa mulai berproduksi dan
permodalan jangka panjang untuk tanaman tahunan ini masih merupakan kendala
yang harus diatasi secara terpaud.
BAB III
MEMBIBITKAN TANAMAN MANGGIS
Berdasarkan penelitian
penulis, ternyata tidak semua cara perbanyakan bisa diterapan untuk tanaman
manggis, beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan biji, sambung dan
susuan. Utnuk cangkok dan okulasi belum bisa dilakukan.
3.1
Membibitkan dengan Biji
Cara tang paling umum
membibitkan tanaman manggis adalah melalui biji. Perbanyakan dengan cara ini
danjurkan untuk keperluan penyediaan batang bawah yang kemudian akan digunakan
untuk perbanyakan dengan cara sambung pucuk atau penyusunan.
Biji untuk bibit diambil
dari buah yang masak di pohon. Buah yang sudah masak berwarna merah kecoklatan
hingga ungu kehitaman. Buah ini sebaiknya dipilih dari pohon induk yang
berproduksi tinggi dan stabil setiap tahunnya. Boleh juga dari pohon mudah
(genjah) yang sudah berbuah dua kali pada umur 6-7 tahun.
Biji yang baik bisa
didapat dari buah yang mempunyai isi 5-6 siung daging buah. Ini dengan mudah
dapat dilihat dari tanda kembangan di bagian ujung (perut) buah. Biasanya buah
dengan 5-6 siung mempunyai satu atau dua biji yang besar.
Ukuran biji akan mempengaruhi
perkecambahan dan pertumbuhan anak semainya. Beberapa penelitian menunjukan
bahwa biji dengan berat kurang dari 0,2 g susah berkecambah dengan baik
sehingga perumbuhan abak semainya juga terhambat. Sebaliknya, biji dengan berat
1 g atau lebih dapat berkecambah 100%. Satu setahun setelah perkecambahan bibit
yang berasal dari biji berukuran besar tumbuhan lebih kekar dapipada biji
berukuran kecil. Hal ini berkaitan dengan cadangan makanan yang lebih banyak
pada biji berukuran besar sehingga tetap mampu tumbuh sebelum perakarannya
berfungsi penuh.
3.2
Sambung
Pucuk
Bila akan menyambung,
pertama-tama kita pilih entres yang ukuran kecil seukuran pensil dengan kondisi
sehat. Pemilihan entres yang berukuran kecil dimaksudkan agar mudah disesuaikan
dengan batang bawah. Ukuran bawah yang diap disambunng rata-rata seukuran pensil
dengan kulit masih hijau.
Batang bawah lalu di
potong 20-25 cm di atas permukaan tanah dengan menggunakan pisau okulasi atau
gunting setek yang tajam agar bentuk potongan rata. Setelah itu, batang bawah
dibelah membujur sepanjang 2-2,5 cm. Entres yang sudah disiapkan dipotong
hingga panjangnya tinggal 7,5-10 cm. Kemudian bagian pangkat disayat pada kedua
sisinya sepanjang 2-2,5 cm sehingga bentuk irisan seperti baji atau hurup v.
Selanjutnya entres disisipkan ke dalam belahan batang bawah tadi, lalu diikat
dengan pita atau tali plastik. Pada waktu entres disisipkan kedalam belahan
batang bawah, kemudian entres harus bersentuhan langsung dengan kambium batang
bawah.
Sambungan yang telah diikat
kemudian disungkup dengan kantong plastik bening. Agar sungkup tidak lepas,
bagian bawahnya diikat. Tujuan penyungkupan ini untuk mengurangi penguapan dan mempertahankan
kelembaban udara di sekitar sambungann agar tetap tinggi (90-100%).
Sambungan kemudian
ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari sinar matahari. Biasanya 3-4
minggu kemudian akan tumbuh tunas baru. Sementara sambungan yang gagal akan
berwarna hitam dan mengering. Pada saat ini sungkup pelastik sudah bisa dibuka.
Untuk semanjutnya kita tinggal merawat bibit sampai siap di tanam di kebun.
3.3
Penyusuan
Meskipun pengerjaanya
paling merepotkan. Perbanyakan manggis dengan cara penyusuan merupakan cara
penyebaran yang paling sukses. Tingginya angka keberhasilan cara pembanyakan
ini karena baik batang bawah maupun batang atas masih hidup di atas
perakarannya sendiri sehingg kemungkinan bertahan hidup selama sisusukan
terjamin. Namun, upaya mendekatkan batang bawah ke batang atas yang masih
menempel pada pohon induk merupakan
pekerjaan yang merepotkan.
Batang bawah dalam
polibag yang harus didekatkan ke ujung ranting pohon induk biasanya diletakan
di atas para-para, meja, atau digantungkan pada dahan yang lebih tinggi.
Sebaiknya pucuk pohon manggis yang berfungsi sebagai batang atas dipilih yang
diameternya kecil, sedangkan batang bawahnya dipuluh diameternya sama atau
sedikit lebih besar dari batang atas. Batang bawah dan batang atas lalu dikerat
sepanjang 5-8 cm dengan kedalaman setengah diamneternya. Bagian yang telah
dikerat lalu dipertautkan pada waktu dipertautkan kemudian batang atas dan
batang bawah harus berhimpitan. Pertautan ini diikat dengan tali plastik yang
agak besa, lalu ditutup dengan ara parafin agar air hujang tidak dapat masuk.
Setelah enam bulah,
biasanya pertautan antara batang atas dengan batang bawah sudah cukup kuat. Ada
beberapa ciri yang bisa di lihat jika pertautan telah berhasil: terjadi
pertumbuhan tunas muda pada pucuk batang atas dan batang atas mengalami
pembengkakan di tempat ikatan tali plastik.
Agar bibit susuan tidak
mengalami stres, pemisahan dari pohon indukk harus dilakukan secara bertahap
dengan cara sebagai berikut:
1.
Pucuk batang bawah dipangkas tepat di atas ikatan
tali rafia. Maksudnya agar hara dan air yang yang diserap oleh akar batang
bawah dapat dialirkan melalui pertautan sambungan untuk pertumbuhan batang atas
2.
Pada saat yang sama, batang atas dikaret dikerat
sedalam setengaj diameternya, tepat dibawah ikatan lati rafia.
3.
Biarkan keadaan ini selama tiga minggu. Apabila
tidak terlihat tanda-tanda stres atau layu, batang atas yang sidah dikerat
setengahnya tadi dapat dipotong sehingga terputus total dari pohon induknya
4.
Bibit susuan yang baru dipotong segera ditaruh
ditempat yang teduh (30% cahaya) selama kurang lebih 3-6 bulan atau sampai ada
tanda-tanda pertumbuhan tunas baru pada pucuknya.
Dalam pembuatan bibit
susuan sering kali terjadi pertautan yang tidak sempurna biasanya baru diketahi
setelah tanaman tumbuh besar. Penyebab utamanya adalah inkompatibilitas
(ketidak sesuaian) antara batang bawah dengan batang atas baik itu karena
perbedaan jenis/varietas, umur jaringan atau ukuran. Pertumbuhan batang atas
sering kali lebih cepat dari batang bawah sehingga akan timbul fenomena “kaki
bangau” yang menyebabkan tanaman tidak berumur panjang.
BAB IV
MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran merupakan
“Jurus Penutup” dalam kegatan agribisnis buah-buahan. Berarti tidaknya jerih
payah yang telah kita lakukan selama memproduksi itu sebagai petani kita perlu
mengetahui ke mana harus melempar dagangan serta jalur-jalur mana yang dapat
kita lalui. Ada beberapa hal yang harus dipelajari pengusaha sebelum ia
memasuki pasar, antara lain sasaran pemasaran, persaingan dan strategi
pemasaran.
Sasaran pemasaran
berkaitan erat dengan pemilihan jenis buah-buahan yang akan diusahakan.
Pengusaha juga harus melihat siapa konsumen yang berminat. Dalam melakukan
pembelian, konsumen sangat dipengaruhi oleh motif, selera, keadaan sosialm daya
beli dan merek.
Pengusaha harus
mengetahui seluk beluk persaingan, termasuk berapa banyak saingan dan cara-cara
mengatasinya dalam dunia usaha umumnya persaingan akan selalu ada kecuali bila
ia mampu berundak sebagai monopolis.
Setelah pengusaha
mengetahui situasi pasar maka langkah-langkah penting harus diperhatikan
selanjutnya adalah mencari informasi mengenai buah-buahan yang akan dipasarkan
menetapkan harga, mengatur distribusinya serta mengadakan kegiatan promosi.
4.1
Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran
adalah bidang manajemen yang melakukan kegiatan analisis, perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan,
membentuk, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran akan berusaha mempengaruhi tingkat
pemilihan, waktu dan sifat permintaan sehingga dapat membantu organisasi
perusahaan dalam mencapai tujuan.
4.2
Prinsip dan Konsep Manajemen Pemasaran
Keberhasilan pemasaran
barang dan jasa dilakukan perusahaan tidak lepas dari prinsip dan konsep
pemasaran. Setiap perusahaan pasti mempunyai prinsip dan konsep pemasaran yang
berbeda-beda. Namun, semua prinsip dan konsep yang digunakan berujuan untuk
meningkatkan penjualan barang dan jasa yang dipasarkan perusahaan. Perusahaan
dalam memasarkan barang dan jasanya dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen pemasaran
sebagai berikut:
1)
Menetapka
harga pasar (target market) dengan tepat
2)
Memperhatikan
perkembangan
kebutuhn konsumen
3)
Memodifikasi
barang dan jasa yang dihasilkan
4)
Menilai konsumen dan laba perusahaan
Konsep manajemen pemasaran meliputi dua hal,
yaitu:
1) Konsep pemasaran
(The Marketing Concep)
Konsep pemasaran merupakan suatu proses yang
berubah-ubah sesuai dengan kondisi masyarakatnya dan karakteristik fisik
masyarakat yang akan menentukan bentuk pemasaran yang dilakukan konsep pemasaran
menyangkut tentang perencanaan produk yang akan dipasarkan, kebutuhan dan
keiningan konsumen serta cara promosi yang efektif untuk menjual produk
perusahaan sehingga produk yang dipasarkan mampu memberikan kepuasan kepada
konsumen daripada produk pesaing. Akhirnya tujuan perusahaan untuk memperoleh
laba maksimal dan tingkat penjualan yang tinggi dapat tercapai melalui kepuasan
konsumen.
2) Konsep Penjualan
(The Selling Concpet)
Konsep penjualan berbeda dengan konsep pemasaran.
Konsep pada intinya adalah mencapai tingkat penjualan yang tinggi tanpa
memperhatikan kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari usaha perusahaan
yang mendorong konsumen untuk terus melakukan pembelian dengan berbagai cara
promosi. Selain itu, perusahaan berusaha menjaring konsumen baru meskipun ada
kemungkinan pembeli yang lama sudah tidak melakukan pembelian lagi. Bagi
perusahaan yang menganut konsep ini akan lebih mementingkan tingkat penjualan
dari pada tingkat kepuasan konsumen, sehingga ada kemungkinan perusahaan
menggunakan cara-cara yang kurang jujur untuk meningkatkan penjualannya.
4.3
Proses Manajemen Pemasaran dan Marketing
Mix
-
Menurut Philip Kotler, proses manajemen pemasaran
antara lain:
1)
Mengorganisasikan proses perencanaan pemasaran
2)
Menganalisis peluang pasar
3)
Mengembangkan marketing mix
4)
Mengelola usaha pemasaran
-
Marketing Mix
Usaha pemasaran
merupakan suatu rencana tindakan yang dilakukan oleh manager. Rencana ini
dilaksanakan atas analisis situasi dan tujuan perusahaan. Usaha kegiatan ini
diperlukan untuk membuat keputusan dari suatu perencanaan mencakup penentuan
produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi
(distribution) dimasa yang akan datang untuk meningkatkan volume penjualan.
Jadi, marketing merupakan kombinasi dari keempat kegiatan inti pemasaran
tersebut.
1.
Produk
Produk merupakan sesutu
yang ditawarkan dipasar yang dapat memenuhi kebutuhan.
2.
Harga
Harga merupakan jumlah
uang yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu barang atau sejumlah kombinasi
barang serta pelayanan.
3.
Promosi
Promosi merupakan alat
yang digunakan perusahaan untuk membentuk dan mempengaruhi pasar bagi produk
perusahaan.
4.
Distribusi
Seluruh distribusi
merupakan kumpulan lembaga yang bergerak diantara produsen dan konsumen yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Tugas distribusi adalah memilih perantara
yang akan digunakan dalam saluran distribusi dan mengembangkan sistem
distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran
tersebut.
4.4
Jenis-jenis Pasar
Pengertian pasar secara
luas adalah suatu kondisi dimana pembeli dan penjual dapat bnerhubungan. Dengan
demikian pasar dapat berarti secara fisik dan non-fisik. Pengertian pasar
secara fisik adalah suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat saling
bertemu dan berinteraksi. Dewasa ini hasil produksi buah-buahan dapat
dipasarkan didalam negeri maupun untuk diekspor. Buah-buahan yang dipasarkan di
dalam negeri dapat disalurkan ke berbagai pasar, seperti pasar umum, pasar
induk pasar swalayan dan pasar khusus.
ü Pasar umum
Pasar umum merupakan pasar yang menydiakan
semua keperluan (termasuk sandang, pangan dan papan) dalam bentuk eceran dan
dalam skala
besar
ü Pasar Induk
Pasar induk merupakan
pusat penampungan dan pemusatan golongan komuditi tertentu dalam berbagai
jenis, biasanya dijual dalam skala tertentu pula. Di pasar ini pembeli umumnya
adalah pedagang pengecer atau khusus.
ü Pasar Swalayan
Pasar swalayan merupaan
pasar yang menyediakan berbagai kebutuhan dengan cara pembeli mengambil sendiri
barang-barang yang dikehendaki.
ü Pasar Khusus
Pasar khusus merupakan
pasar yang menyerap komoditi tertentu dalam partai besar dan secara kontinu
serta dengan kualitas tertentu. Untuk bahan-bahan selanjutnya diolah dan
dikonsumsi dalam bentuk segar termasuk pasar khusus disini adalah rumah sakit,
hotel, industri, usaha katering dan restaurant.
Disamping melalui
pasar-pasar tersebut, buah-buahanjuga dapat disalurkan melalui koeprasi. Disini
pengusaha terlebih dahulu terus menjadi anggota. Koperasi memberikan pinjaman
uang dan atau sarana berupa bibit, pupuk, obat, dan lain-lain. Kemudian
koperasi pula yang menampung hasil produksi dengan harga ditetapkan oleh pihak
koperasi. Termasuk koperasi disini adalah PIR (Perkebunan Inti Rakyat).
4.5
Jalur
Pemasaran
Jalur pemasaran hasil
pertanian adalah saluran yang digunakan petani produsen untuk menyalurkan hasil
pertanian dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga-lembaga yang ikut aktif
dalam saluran ini adalah petani produsen, pedagang, pengumpul, pedagang besart,
pengecer dan konsumen.
ü Petani Produsen
Petani produsen merupakan penghasil barang-barang
hasil pertanian untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen.
ü Pedagang
Pengumpul
Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang
mengumpulkan barang-barang hasil pertanian dari petani produsen, kemudian
memasarkannya kembali dalam petani besar kepada pedagang lain.
ü Pedagang Besar
Pedagang besar merupakan pedagang yang membeli
hasil pertanian dari pedagang pengumpul atau langsung dari petani produsen
serta menjual kembali kepada pengecer dan pedagang lain atau kepada pemakai
industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam
volume yang sama pada kosumen akhir.
ü Pengecer
Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang
hasil pertanian ke konsumen dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen dalam jumlah minimum.
ü Konsumen
Konsumen adalah setiap orang yang ingin memenuhi
keinginan dan kebutuhannya terhadap barang-barang hasil pertanian.
Di Indonesia ada lima
tipe pola pemasaran buah-buahan yang umum terjadi. Pola nama yang akan dipilih
tergantung pada beberapa pertimbangan seperti daya serap pasar, selera
konsumen, dan sifat buah yang mudah rusak. Kelima pola tersebut tersaji dalam bagian
berikut ini.
Pola pemasaran tipe I
cukup pendek, pola ini mempunyai kelebihan-kelebihan seperti buah segera dapat
dijual dalam kondisi paling segar dan perputaran modalnya berlangsung secara
cepat. Akan tetapi juga ada kekurangannya, misalnya hanya menjangkau pasar
lokal yang seringkali penawarannya melimpah sehingga sulit mencapai harga yang
tinggi.
Pada pola pemasaran tipe
II, III dan IV komoditi dapat menjangkau pasar yang jauh dan luas. Pada tipe
ini buah dapat dipsarkan ke konsumen yang sangat menggemarinya. Atau mungkin
kita memasarkannya ke tempat-tempat yang langka komoditi tersebut sehingga dapat
diperoleh komoditi yang baik. Akan tetapi, tipe ini mempunyai kekurangan
seperti terjadinya kerusakan-kerusakan komoditi karena penangangan
pengangkutan, atau pun karena waktu pemasaran yang terlalu lama. Selain itu,
dibutuhkan biaya pemasaran yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pola
pemasaran tipe I.
Tipe V mempunyai
perilaku tersendiri, komoditi buah-buahan yang dimanfaatkan sebagai bahan
awetan tidak terlalu dipengaruhi resiko kerusakan. Pada tipe ini terjadi
penggabungan alternatif pilihan bagi
petani produsen untuk menyalurkan komoditinya kepedagang pengumpul atau pabrik
pengolahan. Oleh karena itu, petani dapat menghindarkan diri dari
ketergangungan kepada pedangang pengumpul yang kadang “bermain-main” dengan
harga.
ü
Pola pemasaran buah-buahan di Indonesia
a. Tipe I
b. Tipe II
c. Tipe III
d. Tipe IV
|
|
e. Tipe V
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan
uraian-uraian pada bab-bab terdahulu maka penulis akan mengambil kesimpula dan
saran-saran yang kiranya bermanfaat dan berguna.
5.1
Kesimpulan
5.1.1
Manggis merupakan salah satu tanaman buah-buahan
asli Indonesia yang mempunyai potensi tinggi untuk dikembangkan.
5.1.2
Tidak semua cara perbanyakan bisa diterapkan untuk
tanaman manggis. Beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan biji, sambung
pucuk, dan susuan untuk cangkok dan okulasi belm bisa dilakukan.
5.1.3
Berarti tidaknya jerih payah kita lakukan selama
memproduksi buah-buahan tergantung pada keberhasilan pemasarannya.
5.1.4
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi termasuk
dalam pemasaran buah manggis. Karena, dengan manajemen tujuan organisasi akan
mudah tercapai, sebaliknya tanpa manajemen pencapaian tujuan akan lebih sulit
diwujudkan.
5.2
Saran-saran
Setelah penulis
memberikan kesimpulan secara garis besar menurut kemampuan yang ada, maka
disini penulis akan membnerikan saran-saran yang mungkin berguna bagi para
petani buah-buahan khususnya buah manggis. Dalam perbaikan menuju kearah yang lebih
praktis dan ekonomis pada masa yang akan datang maksud untuk menjadi bahan
pertimbangan.
Dalam saran-saran ini
penulis hanya membandingkan hasil teori yang diperoleh selama ini dengan
pelaksanaan yang penulis lihat dalam usaha manggis yang ada di Desa Kawungluwuk
Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.
5.2.1
Pembibitan buah manggis yang sedang dilakukan di
laksanakan di Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang,
sebaiknya dilakukan dengan cara biji, sambung pucuk dan susuan, agar
penghasilan bibit manggis yang berkualitas baik.
5.2.2
Sebagai petani atau pengusaha buah-buahan kita perlu
mengetahui kemana harus melempar dagangan serta jalur-jalur mana yang dapat
kita lalui. Ada beberapa hal yang harus dipelajari oleh seorang petani atau
pengusaha sebelum ia memasuki pasar, antara lain sasaran pemasaran, persaingan
dan strategi pemasaran.
5.2.3
Setelah pengusah buah-buahan mengetahui situasi
pasar maka langkah-langkah penting yang harus diperhatikan selanjutnya adalah
mencari informasi mengenai potensi permintaan terhadap buah-buahan,
merencanakan jumlah penjualan, mempersiapkan buah-buahan yang akan dipasarkan,
menetapkan harga, mengatur distribusinya, serta mengadakan kegiatan promosi.
5.2.4
Kemampuan manajemen ini sangat penting karena usaha
tani bauah-buahan bukanlah semata-mata hanya sebagai cara hidup lebih dari itu,
ia merupakan suatu perusahaan. Jatuh bangunnya suatu perusahaan salah satunya
dipengaruhi oleh kemampuan manajemennya. Oleh karena itu, sebagai pengusaha
kita harus bisa memanajemen seluruh kegiatan perusahaan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Rosli. Pengantar
Pemasaran ed. 3 (Jakarta: IKIP Jakarta 1985)
Apandi, M. Teknologi Buah Manggis
dan Sayur (Bandung: Lummni. 1984)
Heddy, Swasono. Ekofisiologi
Pertanaman ( Bandung: Sinar Baru. 1987)
Hernanto, Fadholi. Ilmu Usaha Tani
( Jakarta: Penebar Swadaya. 1989)
Kartasapoetra, A.G., Teknologi Benih Pengolah Benih dan Tuntunan
Praktikum (Jakarta: Bina Aksara.
1986)
PEMBIBITAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN
PEMBIBITAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN
BUAH MANGGIS
DI DESA SUKA BAGJA KEC. CERIA KAB. SEGAR ALAM
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
dalam Mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN)
di SMA MMF Jawa Barat
Tahun 2012/2013
Disusun Oleh:
Nama : Hermawan
Putra Nusantara
No. Induk/ NSN :
Kelas / Program :
PERKUMPULAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN PGRI
SMA MMF JAWA BARAT
TAHUN 2012/2013
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Pembibitan dan
Manajemen Pemasaran Buah Manggis di Desa Kawungluwuk Kec. Tanjungsiang Kab.
Subang” telah disetujui dan disahkan oleh:
Koordinator
Drs. ………….
NUPTK. ………….
|
Guru Pembimbing,
…………………..
NUPTK. 555.174.064
|
Mengetahui,
Kepala SMA MMF Jawa
Barat
………………….
|
MOTO
Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.
|
KATA PENGANTAR
Pertama tama penulis
panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengajukan karya
tulis ini dengan judul “Pembibitan dan Manajemen Pemasaran Buah Manggis di Desa
Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang” disusun untuk memenuhi
tugas akhir dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) di SMA MMF Jawa Barat.
Dalam penyusunan karya
ilmiah ini banyak sekali hambatan-hambatan serta kendala yang penulis hadapi,
namun bimbingan-bimbingan dari berbagai pihak akhirnya karya ilmiah ini dapat
di selesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan yang
berbahagia ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Drs. Wawan
Dadang, selaku Kepala SMA MMF Jawa Barat
2. Bapak Drs
Sugiarto, selaku koordinator
3. Bapak Umuh Priatna,
selaku guru pembimbing
4. Ayahhanda dan
Ibunda yang telah memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini
5. Kepada semua
pihak yang telah membantu, mendorong serta memperlancar pelaksanaan penelitian
ini.
|
Akhirnya penulis
berharap, semoga dengan adanya karya ilmiah ini yang sangat sederhana dapat
menambah wawasan dan kemampuan serta bermanfaat khususnya bagi saya sebagai
penulis dan umumnya karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pemabca.
Tanjungsiang, Januari 2013
|
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR MOTO................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ........................................................................... 1
1.2
Maksud
dan Tujuan .................................................................... 1
1.3
Pembatasan
Masalah .................................................................. 2
1.4
Metode
Penelitian ...................................................................... 3
1.5
Sistematika
................................................................................. 4
BAB II MENGENAL TANAMAN MANGGIS
2.1
Daerah
Asal Penyebaran Manggis ................................................ 6
2.2
Sosok
Tanaman Manggis............................................................... 7
2.3
Kerabat
Tanaman Manggis............................................................ 7
2.4
Prospek
Manggis .......................................................................... 8
BAB III MEMBIBITKAN TANAMANA MANGGIS
3.1
Membibitkan
dengan Biji.............................................................. 10
3.2
Sambung
Pucuk ............................................................................ 11
3.3
Penyusuan...................................................................................... 12
|
BAB IV MANAJEMEN PEMASARAN
4.1
Pengertian
Manajemen Pemasaran ............................................... 16
4.2
Prinsip
dan Konsep Manajemen Pemasaran ................................. 16
4.3
Proses
Manajemen Pemasaran dan Marketing .............................. 18
4.4
Jenis-jenis
Pasar............................................................................. 19
4.5
Jalur
Pemasaran ............................................................................ 21
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
................................................................................... 25
5.2
Saran-saran.................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... .... 27
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar